Karena ini program politik, jadi menurut saya siapa pun yang menang dia bisa mencanangkan ini, supaya lebih populer dukungan politiknya.
Jakarta (ANTARA News) - Menteri Perindustrian Mohamad S Hidayat mengatakan bahwa proyek mobil nasional adalah kebutuhan politik, sehingga pemerintahan baru memiliki kesempatan untuk memutuskan investasinya.

"Kalau mau dimulai, pemerintah yang baru nanti musti memutuskan siapa yang bersedia melakukan investasi lebih awal, sebab secara ekonomi itu minimal harus 30 ribu unit diproduksi per tahun, baru secara ekonomi laik," kata Menperin MS Hidayat di Jakarta, Senin.

Menperin mengatakan, industri mobil termasuk industri yang sangat berat, karena padat modal dan tenaga kerja, sehingga membutuhkan investasi yang besar dari pihak pemerintah, BUMN, dan swasta.

"Di masa yang lalu, beberapa swasta besar akhirnya tidak sukses. karena memang struktur industri permobilan ini membutuhkan teknologi tinggi dan kompetisi yang sudah global," kata dia.

Ia melanjutkan bahwa bisa saja investasi dilakukan oleh pemerintah, seperti Proton di Malaysia, namun menurutnya, Proton belum menghasilkan keuntungan sebagai perusahaan setelah berdiri sekian tahun, di mana pemerintahnya masih memberikan subsidi.

"Karena ini program politik, jadi menurut saya siapa pun yang menang dia bisa mencanangkan ini, supaya lebih populer dukungan politiknya. Tapi secara bisnis, harus juga dihitung, jangan sampai setelah diluncurkan, lima tahun kemudian hilang," katanya.

Proyek mobil nasional dapat terwujud jika 85 persen komponennya bisa diproduksi di dalam negeri, sehingga hanya sebagian kecil saja yang diimpor dari negara lain.

Menurutnya, tidak ada mobil nasional di dunia yang 100 persen komponennya dibuat sendiri, karena terdapat interaksi teknologi dengan negara lain, yang membuatnya lebih efisien jika mengimpor beberapa komponen.

"Sekarang ini secara original kemampuan untuk membuat komponen sudah 85 persen. Apabila yang disebut mobil nasional itu bisa menggunakan komponen lokal 85 persen, mungkin itu bisa dimulai. Tapi, jangan seperti mobil-mobil yang lalu, bilang mobil nasional tapi sebagian besar masih impor," katanya.

Pewarta: Sella Panduarsa Gareta
Editor: Ella Syafputri
Copyright © ANTARA 2014