Suzuka (ANTARA News) - Tim otomotif Renault mengimbau pebalap Michael Schumacher yang mengendarai Ferrari tidak menyerah, dan tetap berusaha merebut gelar Formula Satu (F-1), kendati rintangannya cukup berat setelah kegagalan menyakitkan di Jepang, Minggu. "Jelas itu akan sulit bagi dia, tapi saya berharap dia tidak menyerah," kata Pat Symonds, ahli strategi dari Renault yang memimpin Schumacher saat merebut dua gelar pertamanya bersama Benetton pada 1994 dan 1995. Ia menimpali, "Saya melihat secara statistik kami favorit, tapi ini akhir musim, segalanya berlangsung ketat. Saya merasa bagus mengenai prospek kami, tapi saya ingin Michael tetap berjuang melawan kami." Harapan Schumacher merebut rekor gelar kedelapan berakhir dengan menyakitkan di Suzuka, Mingggu, setelah mengalami kegagalan mesin, yang pertama dalam enam tahun berlomba, sehingga gagal merebut kemenangan di salah satu lintasan kesukaannya itu. Dengan pebalap juara bertahan Renault, Alonso, yang memetik kemenangan dan unggul 10 poin di satu sisa adu balap di Grand Prix F-1 Brazil, Schumacher memiliki satu-satunya peluang terakhir sebelum mengundurkan diri dari dunia balap. Kedua pembalap itu tahun ini sama-sama memetik tujuh kali meraih kemenangan, yang berarti jika Schumacher menang di Brazil pada 22 Oktober, dengan Alonso gagal meraih satu poin pun, maka pembalap Jerman berusia 37 tahun itu akan menjadi juara. Symonds mengatakan, segala sesuatu memungkinkan, dengan Alonso mengalami gagal mesin di Monza bulan lalu, sehingga Schumacher merebut kemenangan. Di Cina, Alonso memimpin dari posisi lintasan utama, sebelum mengalami masalah ban setelah pitstop pertamanya memperlambat langkahnya dan memungkinkan rivalnya menyalip dan menang. Di Jepang keberuntungan kembali berpihak kepada pembalap Spanyol itu. "Kami punya dua lomba setelah tak ada seorangpun yang memprediksikan hasil itu," kata Symonds. Ia mengimbuhi, "Kemenangan Minggu itu amat memuaskan, tapi sya tidak mengatakan saya bahagia. Saya tidak pernah senang meraih kemenangan dalam lomba seperti itu." Kendati Schumacher pada hari Minggu menyatakan bahwa tidak memikirkan ada peluang untuk merebut gelar, dan kini hanya akan memusatkan perhatian pada perjuangan dalam bidang konstruktor F-1, Symonds justru meragukan kenyataannya akan seperti itu. "Saya sudah berpengalaman lama untuk mengetahui bahwa Anda harus berjuang sampai putaran terakhir," kata Symonds, memprediksi sikap Schumacher. Ia pun mengemukakan, "Anda harus kuat menghadapi ini. Dan, Michael cukup tangguh. Jika dia berkomentar bahwa kejuaraan sudah berakhir, saya menduga dia akan kembali berjuang di Brazil. Itu lomba terakhirnya, dan saya yakin dia sangat ingin memenanginya." Tim balap Renault kini unggul sembilan poin dari Ferrari dalam klasemen konstruktor, dan juga difavoritkan akan merebut mahkota. Sementara itu, Alonso, yang meninggalkan McLaren pada akhir musim ini, hanya perlu satu poin di Interlagos, sementara tim Renault menginginkan lebih baik lagi. Renault juga menginginkan rekan satu tim Alonso, GiancarloFisichella, yang berada di posisi ketiga pada Minggu, untuk bersaing dengan Schumacher dalam merebut kedua gelar. Jika pembalap Italia itu menang di Interlagos, dia akan lebih menjamin Alonso merebut gelar. Tetapi, Symonds tidak berani memberikan jaminan. "Mari memikirkan mengenai dua lomba terakhir, Cina dan Jepang, hasilnya amat di luar dugaan dengan segala sesuatu berubah drastis dari Sabtu ke Minggu. Kita tak boleh merasa puas. Lomba di Brazil akan berlangsung seru," katanya menambahkan. (*)

Editor: Priyambodo RH
Copyright © ANTARA 2006