Jakarta (ANTARA News) - Ketua Komisi I DPR RI, Theo L Sambuaga, menyatakan, Rabu di Jakarta, Soeharto mundur dari posisinya sebagai Presiden RI pada tahun 1998 murni karena desakan gerakan reformasi. Hal ini dinyatakannya menanggapi pertanyaan pers tentang informasi yang diungkapkan Brigjen TNI Pur Kivlan Zen mengenai adanya konspirasi Jenderal TNI Pur Wiranto dengan Prof Dr Ing BJ Habibie di balik kejatuhan Jenderal Besar Soeharto ketika itu. "Saya tak punya pengetahuan cukup luas tentang informasi mengenai adanya kongkalikong seperti itu. Yang pasti, sejarah mencatat, bahwa saya termasuk di antara 14 menteri bidang ekonomi yang menyatakan tak bersedia lagi direkrut dalam Kabinet Reformasi yang direncanakan dibentuk Pak Harto," kata Theo Sambuaga yang juga Ketua DPP Partai Golkar. Ketidaksediaan mereka masuk kabinet bentukan Soeharto ketika itu, menurut Theo Sambuaga, juga didasarkan pada kondisi objektif di lapangan, khususnya desakan gerakan reformasi total yang tak menyukai lagi tokoh Orde Baru tersebut. "Saya pernah masuk kabinet Pak Harto sebelumnya, tetapi kemudian direkrut lagi di dalam kabinet bentukan Pak Habibie. Kalau ditanya soal adanya kongkalikong menjatuhkan Pak Harto, sebaiknya mereka yang tahu persis kisahnya, bikin saja buku. Biar dapat dipertanggungjawabkan ke publik. Sekarang kan waktunya untuk bicara secara terbuka, benar dan bertanggung jawab. Bebas kok," katanya lagi. Theo Sambuaga juga menyayangkan bila masih saja terjadi kontroversi dari mulut ke mulut yang bisa membuat distorsi informasi dan masyarakat jadi bingung. "Kalau memang ada fakta-fakta baru, silakan saja ditulis dalam buku. Sebagaimana Pak Habibie dengan segala keberadaannya menuliskan apa yang ditangkap indaranya ketika awal-awal reformasi lalu dituangkan ke dalam buku," kata Theo Sambuaga. Theo Sambuaga berharap agar polemik di seputar penerbitan buku BJ Habibie (terutama akibat datangnya komplain dari Letjen TNI (Pur) Prabowo Soebijanto), dapat segera dicari solusinya secara damai. "Kita ini kan negara besar dan memiliki banyak tokoh dengan talenta-talenta besar. Urusan ini saya pikir bisa diselesaikan dengan kepala dingin dan dengan jiwa besar," tambah Theo Sambuaga.(*)

Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2006