Jakarta (ANTARA News) - Pembiayaan pembelian mobil bekas meningkat dibandingkan tahun lalu akibat belum pulihnya kondisi ekonomi pasca kenaikan harga BBM pada 1 Oktober 2006 yang menyebabkan turunnya penjualan mobil baru tahun ini hampir 50 persen. "Sampai Agustus 2006 total pembiayaan kredit mobil bekas meningkat mencapai 45 persen dibandingkan tahun lalu yang mencapai 30 persen," kata Kepala Penjualan dan Operasional Astra Credit Company (ACC) Hendra Sugiarto di Jakarta, Jumat, sebelum penyerahan penghargaan kepuasaan pelanggan (ICSA) dari Frontier. Ia menjelaskan pembiayaan pembelian mobil bekas tersebut meningkat akibat menurunnya pembelian mobil baru tahun ini yang diperkirakan hanya mencapai 300 ribuan unit dibandingkan tahun 2005 yang mencapai 530 ribuan unit. Meningkatnya permintaan pembiayaan mobil bekas, lanjut dia, juga terlihat dari naiknya pembiayaan pembelian mobil bekas dari konsumen ke konsumen (C to C) yang dibiayai ACC mencapai sekitar Rp70 miliar per bulan. "Itu sepertiga dari pembiayaan kami untuk total pembiayaan untuk mobil bekas,"ujar Hendra. Tahun 2005 dari total pembiayaan yang dikeluarkan ACC sebesar Rp9,8 triliun, sekitar 30 persen untuk mobil bekas, dan sekitar 50 persen untuk mobil baru yang dijual Grup Astra, dan sisanya non Astra. Tahun 2006 ACC menargetkan pembiayaan sebesar Rp6,4 triliun dan pada Januari-Agustus 2006 sudah dikeluarkan pembiayaan sekitar Rp4 triliun. Dari jumlah tersebut sekitar 45 persen dikeluarkan untuk kredit mobil bekas, 40 persen pembelian mobil baru Astra, dan 15 persen untuk mobil baru non Astra. "Tahun 2007 kami menargetkan pembiayaan sebesar Rp8,5 triliun dengan harapan penjualan mobil baru naik dari 300 ribuan unit tahun ini menjadi 350 ribuan unit tahun depan," kata Hendra. Menanggapi soal kredit macet di sektor pembiayaan otomotif terutama sepeda motor akibat kenaikan harga BBM tahun lalu, Hendra mengatakan pihaknya hanya sekitar lima persen membiayai kredit sepeda motor terutama non Astra yaitu Suzuki dan Yamaha. "Di segmen mobil kredit macetnya kecil. Kredit macet terbesar dialami segmen mobil niaga seperti pick up dan truk, karena dipakai untuk usaha kecil dan menengah (UKM) yang langsung terkena dampak kenaikan harga BBM," ujarnya. Lebih jauh ia mengatakan ACC juga akan meningkatkan pembiayaan untuk segmen kendaraan niaga dari delapan persen tahun ini menjadi 17 persen tahun depan untuk mendukung UKM. (*)

Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2006