Makanya saya memilih berjuang lewat DPD agar bisa memperjuangkan masyarakat daerah yang saya wakili
Jakarta (ANTARA News) - Calon anggota legislatif perempuan DPR dan DPD harus memahami isu-isu publik, terutama isu perempuan dan anak, kata calon anggota DPD dari Daerah Pemilihan DKI Jakarta Fahira Idris.

"Ini mutlak dikuasai. Tanpa memahami isu-isu publik, pemilih tidak akan melirik apalagi memilih kita," kata Fahira dalam acara Bakti Caleg Perempuan yang digelar Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (KPPPA) dan UNDP di Bundaran Hotel Indonesia, Jakarta, Minggu.

Caleg DPD nomor urut 11 itu mengatakan, selain isu-isu pemberdayaan perempuan dan anak, caleg perempuan juga wajib memahami isu-isu publik yang lebih luas terutama terkait pendidikan, kesehatan, dan juga jaminan sosial, serta isu-isu yang lebih spesifik seperti isu tenaga kerja wanita dan kesehatan reproduksi.

Dengan memahami isu publik, kata dia, caleg perempuan dapat menganalisa persoalan sekaligus mencari solusi untuk selanjutnya dijadikan program aksi.

Menurut Fahira, kewenangan DPD sebenarnya terkait erat dengan isu publik, isu perempuan, dan anak di daerah yang diwakili.

"Makanya saya memilih berjuang lewat DPD agar bisa memperjuangkan masyarakat daerah yang saya wakili, yaitu DKI Jakarta," kata tokoh yang pernah dinobatkan sebagai The Most Favourite Inspiring Woman oleh salah satu media itu.

Fahira ingin memperjuangkan Jakarta sebagai kota layak anak, kota yang ramah kepada perempuan serta ramah kepada para difabel.

Ia pun ingin mendorong disahkannya UU Megapolitan Jakarta yang akan memberi peluang lebih besar bagi Jakarta untuk menyelesaikan persoalan macet, banjir, sampah, dan urbanisasi.

"Isu spesifik yang saya usung adalah menjadikan pendidikan anak usia dini atau PAUD jadi wajib belajar sehingga bisa dinikmati gratis oleh semua anak di Jakarta dan mendorong ada perda yang tegas melarang miras dijual bebas di Jakarta," kata Ketua Gerakan Nasional Anti Miras ini.

Pewarta: Sigit Pinardi
Editor: Fitri Supratiwi
Copyright © ANTARA 2014