Havana (ANTARA News) - KTT Gerakan Non Blok di Havana, Kuba, berakhir hari Minggu dengan deklarasi yang mendukung hak Iran mengembangkan energi nuklir dan mendesak dilakukannya reformasi PBB untuk memberikan perhatian yang lebih besar bagi negara-negara miskin. KTT juga ditandai dengan sikap Korea Utara yang mempertahankan program senjata nuklirnya, pertemuan bersejarah India-Pakistan, dan tidak hadirnya pemimpin Kuba Fidel Castro yang masih dalam perawatan kesehatan. Para pemimpin negara-negara sedang berkembang sepakat atas keperluan untuk mengimbangi pengaruh AS, dan menyampaikan beberapa kecaman terhadap AS, demikian AFP melaporkan. Perdana Menteri Malaysia Abdullah Ahmad Badawi menegaskan bahwa Gerakan Non Blok bukan "anti pada suatu negara". "Saya tidak melihat KTT ini sebagai anti Amerika Serikat," katanya, dengan menegaskan bahwa ada perbedaan pendapat di antara 118 negara anggota gerakan tersebut. KTT dua hari itu menyoroti pertentangan AS dengan dua negara yang disebut oleh Presiden George W. Bush sebagai "poros kejahatan", Iran dan Korea Utara. Bush pertama kali menggunakan istilah itu pada Januari 2002 dalam pidato kenegaraannya berkaitan dengan Iran, Korut dan Irak di bawah Saddam Hussein. Korut menilai bahwa Washington menyebabkan mereka tidak punya pilihan kecuali mengembangkan senjata nuklir untuk pertahanan diri, dan berjanji sepanjang mereka terkena sanksi AS, mereka tidak akan kembali ke perundingan enam-pihak. "Korea punya senjata sebagai pertahanan diri, untuk menjamin kedamaian dan keamanan semenanjung Korea dan kawasan sekitarnya," kata Presiden Dewan Presidium Tinggi Korut, Kim Yong Nam. Deklarasi setebal 100 halaman itu mendukung hak Iran mengembangkan nuklir untuk keperluan energi. Pihak AS dan Eropa cemas program nuklir Iran untuk membuat bom atom. Presiden interim Kuba Raul Castro, yang memimpin sidang, juga mengadakan pertemuan dengan Presiden Iran Mahmoud Ahmadinejad dan menyampaikan dukungan Kuba bagi Iran dalam mengembangkan nuklir untuk keperluan damai. Dalam deklarasi KTT Gerakan Non Blok 2006, para kepala negara atau kepala pemerintahan dari 56 negara dan para ketua delegasi mendesak PBB memberi perhatian lebih besar bagi negara miskin, serta menyampaikan penentangan mereka terhaap gerakan terorisme dan apa yang mereka sebagai sebagai campur tangan AS. Deklarasi itu mengecam gerakan militer Israel di Lebanon pelanggaraan Israel atas teritorial Palestina. KTT juga menolak istilah "poros kejahatan", dan menyatakan bahwa terminologi tersebut menodai negara lain dengan penggunaan alasan atas nama perang melawan teror. Pemimpin Kuba Fidel Castro yang dalam perawatan, meskipun tidak hadir di ruang sidang, namun ia sempat bertemu dengan sejumlah kepala negara. Banyak peserta KTT di Havana langsung menuju New York untuk sidang Majelis Umum PBB pekan ini. KTT Gerakan Non Blok berikutnya akan berlangsung di Mesir tahun 2009. (*)

Copyright © ANTARA 2006