Tampaknya popularitas Jokowi sebagai tokoh masih sulit terbantahkan. Banyak kriteria yang mendukung Jokowi berada di posisi teratas,"
Jakarta (ANTARA News) - Survei Institute for Transformation Studies (Intrans) menyebut Joko Widodo sebagai tokoh muda paling bersinar karena Gubernur DKI Jakarta itu masih menjadi perbincangan hingga saat ini.

"Tampaknya popularitas Jokowi sebagai tokoh masih sulit terbantahkan. Banyak kriteria yang mendukung Jokowi berada di posisi teratas," kata Direktur Intrans Andi Saiful Haq di Jakarta, Jumat.

Dia menjelaskan di bawah Jokowi ada Hary Tanoesoedibjo, Gita Wirjawan, Basuki Tjahaja Purnama, Rusdi Kirana, dan Muhaimin Iskandar. Selain itu, ada nama Tri Rismaharini, Ganjar Pranowo, Dino Patti Djalal, dan Muhammad Lutfi.

"Kepemimpinannya yang belum lama di DKI Jakarta menunjukkan banyak prestasi yang mulai dilihat masyarakat sebagai bukti kepiawaian Jokowi sebagai birokrat," ujarnya.

Ia juga menilai Hary Tanoe dalam waktu singkat berhasil menjadi perhatian publik. Dia menjelaskan kemunculan perdana Harry Tanoe di Partai Nasdem hingga bergabung ke Hanura membuatnya unggul di beberapa kriteria.

"Hingga akhirnya Hary Tanoe menempati posisi kedua (dalam survei Intrans)," ujarnya.

Gita Wirjawan, menurut dia, dinilai responden sebagai pengusaha yang kemudian menjadi briokrat lalu terjun ke dunia politik jadi peserta konvensi Partai Demokrat.

Dia menilai Gita punya daya tarik tersendiri, dan di kalangan muda namanya sangat populer terutama kepiawaiannya dalam hal musik.

"Apresiasi juga bermunculan ketika Gita secara mengejutkan mundur dari Menteri Perdagangan. Model kampanye modern yang dilancarkan juga menarik perhatian publik," katanya.

Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok dinilai memiliki ketegasan dalam menangani persoalan birokrasi di Jakarta. Di media sosial, menurut dia, video mengenai sepak terjang Ahok banyak ditonton orang.

"Dalam waktu singkat Ahok telah menjadi model pemimpin baru sehingga namanya dipercaya menempati posisi keempat," katanya.

Riset Intrans itu menggunakan metode kualitatif melalui 15 Focus Grup Discussion (FGD) yang dilaksanakan dari Desember 2013 hingga Maret 2014. Setiap FGD diikuti 15-20 orang dengan latar belakang yang berbeda.

Setiap FGD dipandung satu orang fasilitator untuk mengembangkan diskusi yang lebih dalam mengenai topik yang sedang diteliti.

Sementara itu, untuk informasi bersifat khusus diadakan wawancara mendalam dengan narasumber yang dianggap mampu memberikan masukan dan informasi mengenai topik yang sedang diteliti.(*)

Pewarta: Imam Budilaksono
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2014