Kuala Lumpur (ANTARA News) - Hari kelima misteri hilangnya pesawat Malaysia Airlines MH370 diungkapkan adanya dua penumpang yang menggunakan paspor curian dan penggunanya telah teridentifikasi yaitu dua warga negara Iran.

Mereka adalah Pouria Nour Mohammad Mehrdad (19) dan Delavar Seyed Mohammad Erza (30).

Dari laporan interpol, Pouria menggunakan paspor warga negara Austria atas nama Christian Kozel, sedangkan Delavar menggunakan paspor warga negara Italia atas nama Luigi Mareldi.

Kedua paspor tersebut dilaporkan hilang oleh pemiliknya saat berkunjung ke Thailand beberapa tahun lalu.

Mengenai Mehrdad, dia dari Beijing akan melanjutkan ke Frankfurt, Jerman dan ibunya telah menunggu di sana.

Dalam kasus ini timbul pertanyaan bagaimana dua orang Iran tersebut bisa lolos pemeriksaan pihak imigrasi Malaysia di Lapangan Terbang Internasional Kuala Lumpur (KLIA) sebelum menaiki pesawat MH370 tujuan Beijing, China.

Pihak imigrasi Malaysia menyatakan bahwa pihaknya telah mematuhi standar operasi prosedur (SOP) dalam memeriksa dokumen dua lelaki Iran yang memasuki negara ini menggunakan paspor curian.

Kepala Imigrasi Malaysia, Aloyah Mamat dalam keterangan pers menjelaskan penumpang yang menggunakan paspor Austria itu tiba di KLIA pada 28 Februari 2014 pada pukul 20.28 waktu Malaysia.

Menurut dia, pegawai imigrasi yang membuat pemeriksaan mendapati gambar dalam paspor sama dengan lelaki Iran tersebut, malah petugas imigrasi itu turut bertanya tujuan kedatangan ke Malaysia.

"Setelah merasa jawaban orang tersebut cukup memuaskan, selanjutnya petugas mengeluarkan pas kunjungan sosial yang sah selama 90 hari," ungkapnya.

Pouria kembali muncul di loket imigrasi KLIA tanggal 7 Maret 2014, pada pukul 22.07 waktu setempat saat ia hendak meningalkan Kuala Lumpur menuju Beijing dengan pesawat MAS MH370.

Demikian pula dengan Delavar, yang menggunakan paspor curian warga Itali atas nama Luigi pada 28 Februari 2014 tiba di meja imigrasi KLIA pada pukul 20.31 waktu Malaysia.

Ketika di mejar pemeriksaan, ungkap Aloyah, lelaki Iran tersebut menunjukkan paspor Italia dan menyebutkan baru tiba dari Phuket, Thailand.

"Petugas imigrasi melihat gambar dalam paspor sama dengan orang yang di hadapannya sebelum pas lawatan sosial dikeluarkan," jelasnya.

Serupa dengan Pouria, Delavar kembali terlihat pada 7 Maret di meja keluar imigrasi KLIA pukul 22.43 waktu Malaysia untuk tujuan ke Beijing, China.

Informasi tentang dua warga Iran yang menggunakan paspor curian itu semakin menarik dengan adanya laporan dari pihak interpol yang menyebutkan keduanya masuk ke Malaysia secara sah dengan menggunakan paspor Iran.



Interpol

Sekjen Interpol Ronald Noble menduga kedua lelaki Iran, yang menaiki pesawat dengan paspor curian itu, kemungkinan diselundupkan oleh pedagang orang.

Dua pemegang paspor Iran berusia 19 dan 30 tahun yang berangkat dari Doha, menukar paspor mereka di Kuala Lumpur dan menggunakan paspor curian asal Italia dan Austria untuk menumpang pesawat itu, katanya kepada wartawan di markas Interpol di Lyon.

"Kami tahu bahwa begitu kedua orang ini tiba di Kuala Lumpur pada 28 Februari, mereka menaiki penerbangan 370 dengan identitas berbeda, paspor curian Austria dan Italia," katanya.

Tidak ada laporan mengenai kehilangan ataupun pencurian kedua paspor Iran yang mereka gunakan.

Selain itu, Polisi internasional Interpol tidak yakin pesawat Malaysia Airlines hilang akibat serangan teroris.

Upaya pencarian pesawat pembawa 239 penumpang, termasuk awak terus berlanjut dengan melibatkan 10 negara dan wilayah pencariannya diperluas hingga teluk Thailand dan Laut China Selatan.

"Semakin banyak informasi yang kami dapat, semakin dekat kami pada kesimpulan bahwa ini bukan aksi teroris," kata Noble.



Tak Masuk SL


Pihak Malaysia menjelaskan bahwa paspor curian yang digunakan oleh dua lelaki untuk menaiki penerbangan Malaysia Airlines MH370 yang hilang pada 8 Maret itu tidak termasuk dalam daftar tersangka (SL) Polis Antarabangsa (Interpol).

Menteri Dalam Negeri Datuk Seri Dr Ahmad Zahid Hamidi mengatakan faktor itu menyebabkan pegawai Jabatan Imigresen yang bertugas sewaktu hari kejadian tidak mempunyai kecurigaan ketika melepaskan kedua lelaki itu ke dalam penerbangan.

"Jika Interpol meletakkan tanda SL dalam paspor yang hilang itu, semua kaunter Imigresen di seluruh negara diletakkan dalam keadaan berjaga-jaga. Namun dua paspor berkenaan tidak termasuk dalam daftar berkenaan."

Oleh karenanya, Zahid sangat yakin dengan kemampuan petugas Imigrasi yang berada di meja sebelum kejadian berlaku.



Pernyataan Thailand

Menteri Luar Negeri sementara Thailand Surapong Tovichakchaikul membuat pernyataan menyusul laporan-laporan bahwa dua penumpang dari penerbangan MH370 menggunakan paspor yang dicuri di Thailand.

Catatan pemesanan elektronik juga menunjukkan bahwa tiket satu arah dikeluarkan oleh agen perjalanan di daerah wisata pantai Pattaya.

Sebelumnya, kementerian luar negeri Italia dan Austria mengumumkan bahwa nama-nama dari dua warga negara mereka cocok dengan manifes penerbangan, tetapi keduanya - warga Austria Christian Kozel dan yang lainnya warga Italia Luigi Maraldi - tidak naik pesawat dan paspor mereka dicuri. Rincian itu telah dimasukkan ke dalam database Interpol.

Seorang warga berkebangsaan Italia, yang kini berada di pulau wisata Phuket, bertemu dengan polisi Thailand kemarin.

Dia mengatakan bahwa paspornya dicuri ketika ia meninggalkannya sebagai jaminan deposito di satu perusahaan penyewaan sepeda motor.

Maraldi mengatakan ia belum pernah ke Malaysia, dan mengatakan bahwa ia mengajukan keluhan dengan polisi Thailand Juli lalu dan kembali ke Italia dengan paspor sementara.

Maraldi kembali ke Thailand awal bulan ini dan dijadwalkan untuk meninggalkan kerajaan itu pada 15 Maret tetapi ia berjanji untuk bekerja sama dengan pemerintah Thailand untuk penyelidikan lebih lanjut.




Empat isu

Sementara itu, pihak kepolisian Malaysia memfokuskan penyelidikannya pada empat isu yaitu pembajakan, sabotase, masalah psikologi dan personal penumpang maupun kru pesawat terkait hilangnya pesawat Malaysia Airlines MH370 setelah lepas landas dari lapangan terbang internasional Kuala Lumpur (KLIA) tujuan Beijing, China, pada Sabtu dinihari (8/3).

"Pemeriksaan polisi terkait pesawat MH370 yang hilang terfokus pada empat hal tersebut," kata Kepala Polisi Malaysia, Tan Sri Khalid Abu Bakar dalam keterangan pers di Kuala Lumpur, Malaysia, Selasa (11/3).

Dijelaskannya, semua data penumpang sudah diperiksa termasuk latar belakang penumpang dan foto 153 penumpang asal China, rekaman video di KLIA, dan pertukaran data intelejen.

Mengenai kesalahan teknis dan pilot, Khalid mengatakan hal itu tidak masuk dalam area pihak kepolisian tapi itu wilayah kerja penyelidikan badan lain.

Sedangkan mengenai penumpang yang menggunakan paspor curian masih terus dilakukan penyelIidikan sehingga dapat menguak apa yang sebenarnya terjadi.

Oleh N. Aulia Badar
Editor: Unggul Tri Ratomo
Copyright © ANTARA 2014