Jakarta (ANTARA News) - Markas Besar (Mabes) Tentara Nasional Indonesia (TNI) tidak turut campur penggelembungan dana pengamanan ladang gas ExxonMobil Oil, Indonesia, yang mengakibatkan pemborosan anggaran hingga Rp945,3 juta per bulan. "Kami sama sekali tidak mau ikut campur masalah itu. Masalah pengamanan sepenuhnya merupakan tanggungjawab internal perusahaan, kami hanya dimintai tolong," kata Kepala Pusat Penerangan Mabes TNI Laksamana Muda Sunarto Sjoekronoputro di Jakarta, Jumat. Salinan surat Koordinator Sekuriti/Perwakilan BP Migas tertanggal 12 Juli 2006 menyebutkan, berdasar hasil inspeksi ditemukan penyimpangan jumlah aparat keamanan yang bertugas. Sesuai nota kesepahaman antara BP Migas dan Kepolisian Daerah Nanggroe Aceh Darussalam (NAD), jumlah aparat yang bertugas melakukan pengamanan adalah 1.200 orang, namun hasil inspeksi hanya mencatat 800 orang. Padahal, menurut kesepakatan yang berlaku sejak 1 Januari 2006 itu, jumlah personel polisi yang bertugas adalah 800 orang, TNI Angkatan Darat (300), TNI Angkatan Laut (28) dan TNI Angkatan Udara 22 personel. "Sejak Januari hingga posisi terakhir pada 5 hingga 12 September 2006, jumlah personel TNI yang ditugaskan membantu pengamanan di ExxonMobil Oil tercatat 400 orang, atau sesuai dengan kesepakatan yang ada," kata Sunarto menegaskan. Kalau pun ada penyimpangan, kata dia, itu bukan urusan TNI melainkan tanggungjawab internal perusahaan. Biaya pengamanan ladang gas ExxonMobil Oil beserta fasilitasnya mencapai Rp2,83 miliar per bulan. Dana itu untuk personel sebesar Rp50 ribu per hari, bahan bakar minyak, kendaraan harian, komando pelaksana dan bantuan kesehatan.(*)

Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2006