Jeddah (ANTARA News) - Negara Muslim tetap tak berdaya dalam perang melawan media internasional yang bermusuhan dan secara terang-terangan menodai citra Islam dan umat Muslim, kata Sekretaris Jenderal Organisasi Konferensi Islam (OKI) Prof. Ekmeleddin Ihsanoglu. Ia mengatakan dunia Muslim dan masyarakatnya menjadi sasaran dari segala arah, budaya, ideologi, politik dan ekonomi oleh kebanyakan media Barat sedangkan negara Muslim tak mampu mengerahkan upaya yang efektif guna menghadapinya. Ketika berbicara pada Sidang Ke-7 Menteri Penerangan Konferensi Islam (ICIM), bagian dari Organisasi Konferensi Islam (OKI), di Jeddah, Arab Saudi, Rabu, ia mengatakan sementara media internasional yang bermusuhan menggunakan sarana komunikasi modern, berpengaruh dan canggih untuk menodai Islam dan umat Muslim, dunia Muslim masih berkutat dengan upaya informasi Islam bersama mereka. Konferensi dua hari tersebut dibuka oleh Wakil Perdana Menteri Arab Saudi, Putra Mahkota Sultan bin Abdul Aziz, di Jeddah Conference Place. Lebih dari 40 menteri penerangan dan kepala delegasi dari 57 anggota OKI menghadiri konferensi itu. Malaysia diwakili oleh Wakil Menteri Penerangan Ahmad Zahid Hamidi. Prof. Ihsanoglu mengatakan aksi terus-menerus oleh Barat telah mengirim gambaran keliru mengenai kesucian Islam dan masyarakat Muslim. Ditambahkannya, umat Muslim dicap dengan terorisme, fasisme, doktrin kebencian, antagonisme terhadap peradaban modern dan budaya kematian. "Saya benar-benar perlu membicarakan meratanya fenomena Islamfobia di Barat yang telah mencapai tingkat berbahaya yang tak pernah ada sebelumnya dalam masalah penghasutan dan penyebaran permusuhan serta kebencian terhadap Islam dan umat Muslim," katanya, seperti dilansir Bernama. Sekretaris Jenderal OKI itu mengatakan tanda paling nyata mengenai fenomena ini ialah krisis yang berpangkal dari karikatur yang menghujat Nabi Muhammad SAW. "Selain buku, pusat penelitian akademis, hukum dan peraturan di Barat, media massa juga memberi sumbangan bagi aksi ini," katanya. Ia juga mengatakan dunia Islam dan umat Muslim juga patut disalahkan atas penderitaan dan nasib buruk yang mereka alami saat ini. Perpecahan negara di dunia Islam, pengotak-kotakan mereka, kekacauan mereka akibat warisan kolonial yang eksploitatif dan serbuan budaya, mempengaruh kondisi psikologis saat ini yang ditandai dengan ketidak-berdayaan dan kekecewaan yang merongrong umat Muslim, katanya. Mampu menghadapi Namun Prof. Ihsanoglu mengatakan umat Muslim masih mampu menghadapi semua tantangan itu, karena agama Islam sendiri tetap kokoh, memiliki daya tarik dan sanggup menghimpun serta menyatukan mereka. Ia mengatakan umat Muslim mesti meningkatkan dan mendorong ketrampilan mereka di bidang teknologi penerangan dan komunikasi serta memperkecil jurang pemisah digital antara negara berkembang dan maju,kalau mereka ingin menjadi pemain besar di sektor media dan informasi internasional. Peran media menjadi sangat penting dan kalau umat Muslim gagal memanfaatkannya, itu membuat mereka tak mungkin mengikuti kemajuan dunia dan mengakibatkan mereka terkucil dan tak terlibat saat mereka menghadapi serangan gencar serta banyak tantangan, katanya. Ia mengatakan upaya mereka untuk menyampaikan sikap dan pandangan mereka ke dunia luar takkan efektif kecuali mereka memiliki saluran baru media seperti stasiun televisi dan saluran di negara Islam dalam bahasa yang dapat diterima secara global. Ia juga mendesak OKI membuka kantor penerangan di sebagian ibukota penting dunia untuk bertindak sebagai perantara hubungan antara organisasi tersebut dan media asing serta membina hubungan kerja yang konstruktif dengan mereka. Perbarui kontak Sementara itu, Putra Mahkota Arab Saudi, Pangeran Sultan, mengemukakan konferensi tersebut akan memungkinkan negara anggota OKI memperbarui kontak di antara mereka dan meningkatkan pertukaran informasi serta membuatnya tersedia bagi umat Muslim. "Tak seorang pun di antara kita dapat mencari alasan untuk saling mengambil keterangan timbal-balik dari sumber lain atau saling mengenal atau media kita berputar di orbit media lain," kata Putra Mahkota Arab Saudi. Ia menyatakan dengan profesionalime tingkat tinggi, visi yang jelas, program yang terencana dengan baik dan upaya tanpa kenal lelah, negara Muslim mesti menyiarkan citra Islam yang sesungguhnya ke seluruh dunia. Ia mengatakan Islam, yang memiliki peradaban luar biasa, telah meletakkan ikatan persaudaraan di kalangan rakyat, dan memberi contoh mengenai toleransi serta keadilan dan mendorong dialog serta keterbukaan bagi bermacam peradaban. "Media kita harus menghadapi mereka yang berusaha memonopolinya ke dalam atau menodainya ke luar," kata Pangeran Sultan. (*)

Copyright © ANTARA 2006