Jakarta (ANTARA News) - Ketua Tim Pengembangan Bahan Bakar Nabati (BBN) - bio diesel Al Hilal Hamdi mengatakan, pemerintah akan memberikan insentif bagi para investor yang menanamkan modalnya di usaha bio diesel seperti keringanan pajak dan bea masuk barang modal. "Insentif yang diberikan seperti tax allowance, misalnya 30 persen dari nilai investasi itu akan mengurangi pembayaran pajaknya," kata Al Hilal Hamdi usai lokakarya prospek dunia usaha dan potensi pembiayaannya oleh perbankan di sektor BBN - biodiesel yang diselenggarakan BI di Jakarta, Selasa. Ia mencontohkan bagi investor yang telah untung pada tahun kedua atau ketiga, yang seharusnya kena pajak, tetapi dengan tax allowance itu dikurangi dulu atau dia tidak usah membayar pajak. Menurut Hilal, keputusan pemberian insentif ini rencananya akan dikeluarkan pada September ini dengan melakukan revisi atas Peraturan Pemerintah nomor 148 tahun 2000 mengenai Fasilitas Pajak Penghasilan Untuk Penanaman modal Di Bidang-Bidang Usaha Tertentu Dan Atau Di Daerah-Daerah Tertentu. Selain itu, lanjutnya, insentif lain yang akan diberikan bagi para investor usaha biodiesel adalah pemberian kemudahan atau keringanan bea masuk barang modal. Al Hilal Hamdi yang juga mantan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi itu juga mengatakan bahwa pemerintah akan menyediakan dana sekitar Rp13 triliun dari APBN 2007 untuk pengembangan BBN ini yang digunakan untuk pembangunan infrastruktur Rp10 triliun, pemberian subsidi bunga Rp1 triliun dan pembentukan lembaga pembiayaan pengembangan BNN Rp2 triliun. Untuk pembangunan infrastruktur akan didirikan bangunan-bangunan irigasi, jalan, jembatan dan pelabuhan-pelabuhan di lokasi-lokasi pengembangan BNN sehingga tidak lagi membebani investor yang akan masuk mengembangkan biodiesel di wilayah tersebut. Dikatakan Hilal yang sekarang juga menjabat sebagai Presiden Komisaris PT PLN, investor asing yang tertarik untuk menanamkan modal di bidang biodiesel ini sudah banyak dan diperkirakan nilai investasinya akan mencapai Rp15 - 20 triliun, yang diharapkan pada tahun 2007 mulai masuk ke Indonesia. Sejumlah investor asing itu antara lain dari Korea Selatan yaitu Samsung, LBL, dan CMS. Dari Jepang akan masuk adalah Mitsui, Hitochu dan Kamimatsu dan dari India adalah Greenergy. Di dalam negeri, sejumlah perusahaan dan pemda propinsi atau kabupaten/kota juga sudah merencanakan pengembangan BNN ini, seperti kerjasama yang akan dilakukan pemkab Wonogiri, Pacitan, Gunung Kidul dan Cilacap dengan bank Bukopin dan Bulog pada pekan depan untuk pengembangan tanaman jarak dan singkong dengan.(*)

Editor: Bambang
Copyright © ANTARA 2006