Jakarta (ANTARA News) - Ketua Komisi III DPR RI Trimedya Panjaitan memperkirakan, perombakan (reshuffle) kabinet yang akan dilakukan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono juga menyangkut pergantian jaksa agung. "Kalau ada pergantian, calon pengganti jaksa agung sebaiknya diambil dari orang dalam. Ada yang cocok untuk menjabat Jaksa Agung," katannya di gedung DPR/MPR, Jakarta, Selasa. Trimedya berharap, momentum politik reshuffle kabinet Oktober mendatang digunakan Presiden untuk mengganti jaksa agung kalau ingin pemerintahannya lebih baik lagi, khususnya dalam pemberantasan korupsi. Dia mengkritik sikap Jaksa Agung Abdul Rachman Saleh yang tidak mau dikonfrontasi dengan Kajati DKI Jakarta Rusdi Taher. Sikap Arman (panggilan akrab Abdul Rachman Saleh) terlalu kaku dan kurang demokratis. Trimedya juga menyesalkan sikap Rusdi Taher yang tidak punya nyali. "Rusdi Taher hanya berkeliaran di sekitar ruang rapat Komisi III DPR. Sudah kita sediakan panggung, dia malah menolak, berarti tidak punya nyali yang kuat. Padahal kalau dia mau datang dan dia dicopot jabatannya, Rusdi akan jadi legenda di lingkungan kejaksaan," katanya. Penggabungan Ketua Fraksi PDIP Tjahjo Kumolo mengusulkan agar Menpora digabung dengan Mendiknas, Menpera dan Menneg Pembangunan Daerah Tertinggal digabung dengan Departemen PU, Departemen Perdagangan disatukan lagi dengan Departemen Perindustrian. Dia berharap kinerja menteri-menteri di bidang Ekuin dievaluasi lagi, terutama Menteri ESDM Purnomo Yusgiantoro. Tjahjo juga sependapat Hamid Awaluddin diganti bilamana terbukti tersangkut kasus korupsi di KPU. Perlu diingat, tudingan atau dugaan terhadap Hamid bahwa dia ikut terlibat kasus KPU membuat opini tentang dirinya jadi jelek.(*)

Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2006