Mullah Abdul Raqeeb bekerja bagi Afghanistan yang damai."
Peshawar, Pakistan (ANTARA News) - Seorang mantan menteri Taliban Afghanistan yang mendukung perundingan perdamaian dengan pemerintah Kabul ditembak mati di Peshawar, Pakistan baratlaut, Senin, kata beberapa sumber Taliban Afghanistan.

"Penyerang bersenjata yang naik sepeda-motor menembaki Mullah Abdul Raqeeb, mantan menteri urusan pengungsi selama pemerintahan Taliban, yang menewaskannya di lokasi kejadian," kata seorang anggota Taliban Afghanistan di Pakistan kepada AFP.

Seorang anggota lain Taliban yang berbicara dari Afghanistan mengatakan, Raqeeb adalah bagian dari sebuah kelompok di Peshawar "yang mendukung pengadaan hubungan dengan pemerintah Afghanistan mengenai kemungkinan perundingan perdamaian".

Raqeeb sedang keluar dari sebuah pesantren tempat ia mengajar ketika ia diserang.

Polisi senior Peshawar, Muhammad Faisal, mengkonfirmasi pembunuhan itu.

Sebuah kantor Taliban yang dibuka di Qatar pada Juni lalu dimaksudkan untuk memandu perundingan perdamaian, namun ternyata membuat marah Presiden Afghanistan Hamid Karzai karena kantor itu disebut-sebut sebagai kedutaan besar bagi pemerintah Taliban di pengasingan.

Upaya rekonsiliasi sejak itu dibekukan.

Dalam sebuah pernyataan tertulis, seorang mantan menteri Afghanistan, Aga Jan Motasim, mengatakan, para pemimpin dan komandan Taliban Afghanistan menjadi sasaran serangan di kota-kota Pakistan, Quetta dan Peshawar.

"Mullah Abdul Raqeeb bekerja bagi Afghanistan yang damai," kata pernyataan itu.

Ia memuji Raqeeb sebagai cendekiawan, politikus, pekerja sosial dan "penjaga ribuan anak yatim".

Kamis, pemerintah Afghanistan membebaskan puluhan gerilyawan Taliban dari penjara Bagram, yang menyulut kecaman dari AS.

Sejumlah analis mengatakan, pembebasan tahanan bisa menghidupkan lagi pembicaraan perdamaian dengan Taliban.

Pakistan dianggap penting bagi perdamaian di Afghanistan karena negara itu pendukung utama pemerintah Taliban yang berkuasa di Kabul pada 1996-2001.

Taliban, yang memerintah Afghanistan sejak 1996, mengobarkan pemberontakan setelah digulingkan dari kekuasaan di negara itu oleh invasi pimpinan AS pada 2001 karena menolak menyerahkan pemimpin Al Qaida Osama bin Laden, yang dituduh bertanggung jawab atas serangan di wilayah Amerika yang menewaskan sekitar 3.000 orang pada 11 September 2001.


Penerjemah: Memet Suratmadi

Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2014