Jakarta (ANTARA News) - Setelah 20 tahun tidak aktif di PPP, Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) KH Hasyim Muzadi, akhir pekan lalu, menghadiri Musyawarah Wilayah (Muswil) ke-5 DPW PPP Jawa Timur di Probolinggo dan kehadirannya bersamaan dengan tampilnya kandidat Ketua Umum DPP PPP Arif Mudatsir Mandan. Arief Mudatsir Mandan, di Jakarta, Minggu, menyatakan kehadirannya bersama Ketua Umum PBNU itu sebagai takzim kepada pimpinan bahwa dirinya memang NU "tulen" (asli). Kehadiran Ketua Umum PBNU itu bagi `musyawirin` (peserta Muswil) merupakan dukungan moril dan angin segar bagi PPP, bukan saja di Jawa Timur tetapi di seluruh Indonesia. Ketika ditanya apakah kehadiran KH Hasyim Muzadi pada Muswil PPP Jatim sebagai dukungan PBNU bagi dirinya untuk menjadi Ketua Umum PPP mendatang, Arief hanya tersenyum. "Biarlah orang yang menilai. Tetapi tausiah Ketua Umum PB NU perlu diperhatian oleh seluruh jajaran kepengurusan PPP," kata Arief. "PPP dan NU tidak bisa dipisahkan karena sejarahnya memang demikian", katanya. Sementara itu, Ketua Umum PBNU KH Hasyim Muzadi mengharapkan Muktamar Partai Persatuan Pembangunan (PPP) pada Januari 2007 terjadi penyegaran, baik pemimpinnya maupun gagasan perjuangan PPP kepada rakyat Indonesia. "Saya yakin kalau memperbaiki diri, bisa mendapatkan market, distribusi dengan sales yang baik, PPP bisa survive dan akan menjadi partai nomor 2 dalam pemilu 2009. Tetapi hal itu tergantung seberapa jauh masyarakat mendapat `berkah` dari perjuangan PPP menyikapi kebijakan memperjuangkan umat," katanya. Bagi Hasyim Muzadi, kehadirannya bersama PPP merupakan romantisme masa lalu. Muzadi pernah bergabung dan memimpin PPP 13 tahun (1973-1986). "Memang saya pernah membantu PKB. Tetapi tidak pernah menjadi pengurus PKB. Sebagai Ketua Umum PBNU, saya niat dengan sadar dan ikhlas untuk selalu memperhatikan PPP," katanya. Hasyim Muzadi mengingatkan kepada jajaran PPP bagaimana merefleksikan Islam dalam keIndonesiaan. Melalui proses ke-Islam-an tetap melindungi keindonesiaan yang dihadapi Tanah Air. "Mudah-mudahan PPP dapat membawa Islam dalam proses Indonesiawi. Kalau tidak bisa, PPP hanya menjadi partai dan tidak bisa menjadi pemimpin bangsa. Mengapa saya menaruh perhatian pada PPP, selain sejarahnya, saya tertarik karena belakangan ini di PPP sudah pada `loyo`. Karena itu, harus ada gabungan yang muda-muda," tukasnya. DPC PPP Situbondo sudah bertekad tetap akan mencalonkan Arief Mudatsir sebagai Ketua Umum PPP mendatang. DPW PPP Jatim belum akan menyatakan figur. Tetapi Jawa Timur menginginkan ketua umum PPP mendatang harus progresif dan bisa merevitalisasi partai menjadi partai modern. DPC PPP Bondowoso menilai Arief Mudatsir Mandan memiliki potensi untuk memperbaiki PPP.(*)

Editor: Bambang
Copyright © ANTARA 2006