Kuala Lumpur (ANTARA News) - Mantan Wakil Presiden Indonesia Muhammad Jusuf Kalla menegaskan solusi menyelesaikan konflik secara damai adalah melalui dialog baik.

"Dialog bisa dilakukan melalui perwakilan antara pihak yang konflik maupun dimediasi oleh pihak ketiga," kata Jusauf Kalla ketika menjadi pembicara pada seminar internasional bertema "Perdamaian Dunia dan Penyelesaian Konflik" di Instiute of Diplomacy and Foreign Relations Malaysia, Kuala Lumpur, Senin.

Pembicara utama sekaliguss membuka seminar tersebut adalah, mantan Perdana Menteri Malaysia Mahatir Muhammad, sedangkan pembicara lainnya adalah Ketua Umum PP Muhammadiyah Din Syamsuddin, dan Rektor Universitas Muhammadiyah Yogyakarta Bambang R Cipto.

Menurut Jusuf Kalla, konflik yang terjadi ada beberapa tingkatan baik konflik negara-negara di dunia, antarnegara di Asia, maupun konflik lokal di internal negara.

Sedangkan dari faktor penyebabnya, menurut dia, ada beberapa sebab antara lain, perbedaan ideologi, faktor ekonomi, wilayah perbatasan, maupun faktor kepemimpinan.

"Konflik-konflik tersebut menyebabkan, banyak orang meninggal dunia," katanya.

Kalla, mencontohkan konflik yang terjadi antara negara-negara di Asia, seperti Korea Selatan dan Korea Utara, Jepang dan China, serta antara Vietnam dan Thailand.

"Konflik itu terjadi karena pebedaan ideologi, faktor ekonomi dan kepemimpinan," katanya.

Pada kesempatan tersebut, Kalla juga menyinggung soal konflik antara Indonesia dan Malaysia hingga terjadi konfrontasi pada tahun 1960-an, sesungguhnya karena salah paham.

Namun Indonesia dan Malaysia kemudian saling menyadari dan membangun kerjasama di berbagai bidang.

"Kini Indonesia dan Malaysia bersahabat baik, yang ditandai dengan investasi Malaysia di Indonesia dan sebaliknya," katanya.

Munculnya ketegangan soal Ambalat di Kalimantan Timur, menurut dia, juga karena adanya salah paham.

Setelah diklarifikasi dan dimusyawarahkan secara damai melalui forum dialog, kata dia, bisa diselesaikan dengan baik.

"Ke depan, Indonesia akan terus membangun perdamaian antarnegara," katanya.

(R024/A029)

Pewarta: Riza Harahap
Editor: Tasrief Tarmizi
Copyright © ANTARA 2014