Blitar (ANTARA News) - Sebagian warga di sekitar perbatasan zona bahaya di lereng Gunung Kelud di Kabupaten Blitar, Jawa Timur, mengaku was-was dengan gas berwarna kuning pekat yang turun ke perkampungan mereka yang diduga beracun.

Kabut kuning pekat yang diduga gas belerang beracun sempat turun ke perkampungan Desa Sumberasri, Kecamatan Nglegok, Blitar, yang berjarak sekitar 10 km dari pusat letusan Gunung Kelud.

"Kemarin (Jumat, 14/2/14) sore gas berwarna kuning pekat ini sempat turun hingga Kampung Tengah dan sebagian Gambar Anyar hingga beberapa jam, sehingga membuat mata perih dan (nafas) sesak," kata Kadir, salah satu tenaga keamamanan di Perkebunan Gambar Anyar, Desa Sumberasri, Kecamatan Nglegok, Blitar, Sabtu.

Meski tidak terlalu meyakini gas belerang yang berasal dari kawah Gunung Kelud itu beracun, Kadir yang juga tokoh masyarakat Gambar Anyar menyatakan warga di desanya merasa was-was dengan dampak gas itu.

Beruntung, gas belerang berwarna kekuning-kuningan itu segera lenyap dalam beberapa jam kemudian. Namun, sebagian warga masih mengkhawatirkan asap kuning itu yang berhembus dari arah puncak melalui aliran Sungai Lahar.

"Kami mendengar gas sejenis sudah turun di daerah Kediri dan Ngantang sehingga menyebabkan korban jiwa," timpal yang lain.

Meski berada di zona bahaya dengan radius sekitar 10 kilometer dari pusat letusan (kawah), hingga saat ini seribu lebih warga Gambar Anyar tetap bertahan di perkampungan mereka.

Terkait bahaya gas beracun yang sempat turun melanda perkampungan mereka, warga mengaku sudah memiliki jalur evakuasi ke daerah aman.

"Kami akan turun ke Desa Sumberasri jika terjadi awan panas (turun). Tapi jika (disertai) gas beracun tidak tahu lagi," ujar Ketua RT 04/RW 12 Dusun Gambar Anyar, Sukardi.

Sementara itu muncul pesan berantai memalui jejaring media sosial dan pesan singkat (SMS) yang menginformasikan bahaya gas beracun yang sempat turun di wilayah Ngantang, Malang sehingga menyebabkan korban jiwa 40 orang.

Kabar yang belum terkonfirmasi kebenarannya itu sempat menjadi perbincangan warga dan memicu kepanikan sebagian penduduk di sekitar lereng Gunung Kelud.

"Tidak ada breaking news mengenai hal itu. Rasanya informasi itu hoax (palsu)," kata Widi Nugroho, salah seorang warga Blitar di jejaring sosial.

Pewarta: Slamet Agus Sudarmojo
Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2014