Jakarta (ANTARA News) - Ketua Dewan Pembina Partai Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono mengatakan para kader dan simpatisan Partai Demokrat tidak boleh membiasakan diri minta-minta kepada rakyat, karena tugas utama mereka adalah justru meningkatkan kesejahteraan rakyat. "Jangan minta-minta pada rakyat karena kita berjuang justru untuk rakyat," kata Yudhoyono di kawasan PRJ, Jumat malam pada acara peringatan Hari Ulang Tahun ke-5 Partai Demokrat. Yudhoyono yang juga Presiden itu didampingi Ibu Ani Yudhoyono serta Ketua Umum Partai Demokrat Hadi Utomo juga mengajak kadernya untuk tidak bertanya kepada negara tentang apa yang telah diberikan kepada mereka. "Mari kita bertanya kepada diri sendiri apa yang telah kita lakukan untuk bangsa dan negara dan jangan sebaliknya," katanya kepada para kader dan simpatisannya. Karena juga merupakan Kepala Negara, maka Yudhoyono mengingatkan para kadernya bahwa jika dirinya dihadapkan kepada dua pilihan yaitu mengutamakan kepentingan bangsa dan negara ataukah memilih partainya terlebih dahulu, maka ia akan memprioritaskan negara dahulu. "Meski saya mencintai Partai Demokrat, yang saya dirikan, tapi ketika saya harus memilih untuk kepentingan yang lebih besar atau partai, maka saya harus mengutamakan kepentingan yang lebih besar," kata Yudhoyono pada acara yang dihadiri pula Ketua Umum Partai Golkar Jusuf Kalla serta Ibu Mufidah Kalla. Dalam kesempatan ini, Yudhoyono juga menyinggung perselisihan internal di partai yang didirikan lima tahun lalu. "Jika ada perselisihan internal --dan hal itu merupakan hal wajar-- maka selesaikan secara damai. Pasti ada solusi. Kalau kita benar-benar ingin menyelesaikan maka pasti bisa hal itu dilakukan," kata Yudhoyono. Kepada para kadernya, Yudhoyono juga memberikan penjelasan tentang cara-cara mencari dana terutama jika jumlahnya besar. "Cari dana secara halal dan bersih. Cara-cara pencarian dana apalagi jika secara besar-besaran secara tidak halal sudah berakhir," kata Yudhoyono yang ucapannya itu mendapat tepuk tangan meriah dari para undangan.(*)

Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2006