Jakarta (ANTARA News) - Longsor yang terjadi di Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Bantar Gebang, Jumat dinihari, diperkirakan karena kondisi tanah di lokasi itu yang masih labil. "Longsoran sampah itu terjadi di zona aktif yang memang tanahnya belum stabil," kata Kepala Dinas Kebersihan DKI Jakarta, Rama Budi, di Jakarta, Jumat. Dijelaskannya, peristiwa yang terjadi sekitar pukul 00.30 WIB itu bermula ketika truk sampah mulai menurunkan muatannya setinggi 13 meter. Sejumlah pemulung langsung menyerbu sampah yang baru diturunkan. "Kita memang sudah sering mengingatkan para pemulung agar tidak mendekati sampah saat baru diturunkan, namun memang sulit sekali untuk mengaturnya," kata Rama. Akibat peristiwa itu, hingga Jumat siang, tercatat dua korban tewas, masing-masing seorang perempuan dan laki-laki yang berasal dari Indramayu. "Zona aktif itu memang tanahnya belum padat. Biasanya per tahun akan turun sekitar dua meter sampai tanahnya stabil dan padat. Longsoran sampah itu memang kerap terjadi, namun biasanya tidak ada korban jiwa karena hanya berupa bagian kecil dari gundukan sampah yang longsor," katanya. Hingga Jumat siang, katanya, masih dilakukan penggalian dan pemindahan sampah yang longsor karena menutupi akses TPA Bantar Gebang. Sementara itu, Gubernur DKI Jakarta, Sutiyoso, di Balaikota Jakarta menyatakan, larangan untuk memulung sampah di kawasan itu kerap dilanggar. "Tapi saya belum bisa mengatakan salah siapa, nanti itu harus diteliti oleh sebuah tim. Santunan akan kita berikan," tuturnya. Di tempat terpisah, Ketua Komisi D DPRD DKI Jakarta, Sayogo Hendrosubroto, mengatakan bahwa peristiwa longsornya sampah itu harus segera diteliti dan dikaji secara teknis prosedur mana yang telah dilanggar. "Evaluasi secara menyeluruh harus dilakukan karena memang PT Patriot Bangkit Bekasi sebagai pengelola kami anggap tidak profesional," katanya. Sayogo juga mengatakan bahwa Dinas Kebersihan DKI harus secepatnya memberikan penjelasan lengkap mengenai peristiwa itu. Terkait evaluasi atas kinerja PT PBB, Rama Budi juga mengatakan hal itu akan dilakukan. Hingga Jumat siang, selain dilaporkan dua orang pemulung meninggal juga dilaporkan satu unit kendaraan rusak berat dan dua unit kendaraan lainnya rusak ringan. Rencananya, santunan akan diberikan kepada korban oleh Dinas Kebersihan dan pengelola TPA Bantar Gebang, PT PBB.(*)

Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2006