Indonesia berpeluang menjadi produsen furnitur dan kerajinan terbesar di kawasan regional, bahkan terbesar di dunia, terutama untuk produk berbasis rotan.
Jakarta (ANTARA News) - Indonesia disebut-sebut memiliki peluang besar menjadi produsen furnitur dan kerajinan terbesar di kawasan regional dan dunia, lantaran produksi rotannya yang melimpah.

Untuk mewujudkan hal tersebut, Kementerian Perindustrian menyatakan komitmennya untuk mendorong tumbuhnya ekspor industri furnitur melalui pameran berskala internasional.

"Indonesia berpeluang menjadi produsen furnitur dan kerajinan terbesar di kawasan regional, bahkan terbesar di dunia, terutama untuk produk berbasis rotan. Oleh karena itu, Kementerian Perindustrian terus mendorong pengembangan industri tersebut," kata Dirjen Industri Agro Kemenperin Panggah Susanto seusai mendampingi Menteri Perindustrian MS Hidayat menerima Pengurus Asosiasi Mebel Kayu dan Rotan Indonesia (AMKRI), di Jakarta, Jumat.

Panggah mengatakan industri furnitur dan kerajinan merupakan salah satu sektor strategis yang dapat memberikan kontribusi signifikan terhadap pertumbuhan perekonomian nasional, khususnya dalam perolehan devisa negara dan penyerapan tenaga kerja.

“Menjadi suatu gagasan yang baik untuk bisa segera melaksanakan program-program yang terkait dengan peningkatan target ekspor dan produksi pada industri furnitur dan kerajinan, karena sektor tersebut mampu memberikan kontribusi besar terhadap devisa negara dan penyerapan tenaga kerja,” ujar Panggah.

Dalam kaitan peningkatan ekspor industri furnitur dan kerajian, selain melalui penerapan kebijakan larangan ekspor bahan baku rotan, Kementerian Perindustrian melakukan kegiatan promosi melalui pameran untuk memperkenalkan produk unggulan furnitur di tingkat nasional maupun internasional.

Di tingkat internasional, Kemenperin pada tahun ini memberikan dukungan penyelenggaraan pameran furnitur, antara lain The 19th China International Furniture Expo, China International Furniture Fair CIFF Home Furniture, International Design Exhibition (Index) di Dubai, National Furniture Trade Fair for the Northeastern Region di Brazil, dan FIDexpo, The Russian International Exhibition.

Pameran tersebut diikuti industri furnitur nasional untuk memasuki pasar Afrika, Amerika Latin, India, dan Rusia yang selama ini potensi pasarnya dikuasai oleh China dan Vietnam.

"Oleh karena itu, Kementerian Perindustrian terus meningkatkan pangsa pasar produk furnitur dan kerajinan nasional di kawasan negara-negara yang sedang tumbuh," kata dia.

Dalam hal ini, Pemerintah khususnya Kemenperin juga terus mendorong dan menyusun kebijakan untuk meningkatkan daya saing produk furnitur nasional.

Beberapa program yang telah dilaksanakan di bidang desain furnitur, antara lain pelaksanaan Diklat peningkatan kompetensi SDM furnitur bidang desain, Pelaksanaan Lomba Desain Furnitur sebagai bagian dari Program pengembangan pusat desain, Pelaksanaan workshop desain furnitur dan Pembangunan Pusat Desain Furnitur di Jepara dan Cirebon.

Pada kesempatan yang sama, Ketua Umum AMKRI Soenoto mengatakan, Menteri Perindustrian memberikan apresiasi kepada AMKRI dalam upaya menumbuh kembangkan industri furniture dan kerajinan nasional.

“Pak Menteri (Menperin) memberikan apresiasi positif dan dukungannya kepada AMKRI untuk meningkatkan performance penjualan furnitur nasional," kata Soenoto.

Menurut Soenoto, Indonesia saat ini memiliki keunggukan komparatif pada industri furnitur dan kerajinan, antara lain ketersediaan bahan baku hasil hutan yang memadai, sumber daya manusia yang cukup besar, dan iklim pertumbuhan investasi yang menjanjikan.

AMKRI menargetkan pertumbuhan ekspor industri furnitur nasional dalam lima tahun ke depan sebesar 5 miliar dollar AS atau tumbuh di atas 20 persen rata-rata pertahun.

Soenoto mengatakan ada lima hal penting yang perlu menjadi perhatian pemerintah guna mendukung keberlangsungan dunia usaha khususnya industri furnitur dan kerajinan nasional, yaitu penetrasi pasar, ekshibisi, teknologi tepat guna, infrastruktur, dan regulasi. Dengan demikian menurutnya, permintaan dalam negeri dapat terpenuhi dan ekspor dapat ditingkatkan, sebab selama ini ekspor rata-rata furnitur Indonesia per tahun jauh lebih rendah dibandingkan China dan Vietnam.

Dalam pertemuannya dengan Menperin, Soenoto juga mengingatkan mengenai pameran Indonesia International Furniture Expo (IFEX), yang akan diselenggarakan di dua tempat, di JIExpo Kemayoran pada 11-14 Maret 2014 dan di JCC Senayan pada 12-15 Maret 2014.

Diharapkan, pameran tersebut dapat mendorong tumbuhnya inovasi dan kreativitas produsen mebel dan kerajinan nasional sehingga dapat menghasilkan produk-produk unggulan yang memiliki nilai tambah optimal dan dapat menjadi market leader di pasar global.

Di sisi lain, akan terbangun citra positif di tingkat internasional bahwa Indonesia adalah negara penghasil produk mebel dan kerajinan terbaik di dunia.

Pewarta: Rangga Pandu Asmara Jingga
Editor: Ella Syafputri
Copyright © ANTARA 2014