Kigali, Rwanda (ANTARA) - Presiden Kenya William Ruto pada Jumat (17/5) menyerukan reformasi lembaga pembiayaan internasional untuk memastikan pendekatan yang lebih inklusif.

Ketika berbicara pada Forum CEO Afrika 2024 di ibu kota Rwanda, Kigali, Ruto menekankan perlunya mendemokratisasi dewan bank pembangunan multilateral, memastikan bahwa semua anggota memiliki suara yang setara dalam manajemen mereka.

Ruto mengatakan "arsitektur keuangan internasional saat ini salah, tidak adil, tidak benar dan harus diperbaiki" karena mengabaikan kepentingan negara-negara berkembang.

Pemimpin Kenya itu mengatakan masalah tersebut akan dia diskusikan dengan Presiden AS Joe Biden selama kunjungannya yang akan datang ke Washington akhir bulan ini.

Dia berbicara bersama Presiden Rwanda Paul Kagame dan Presiden Mozambik Filipe Nyusi pada panel Kepemimpinan dalam Perubahan: Peran Afrika di Panggung Global.

Ruto mengatakan reformasi yang diperlukan akan memungkinkan negara-negara yang kurang terlayani untuk mengadvokasi hasil yang saling menguntungkan, seperti alokasi sumber daya tambahan untuk pinjaman ringan.

Presiden Kenya mengatakan dirinya yakin pinjaman ringan akan membantu menarik banyak negara keluar dari kesulitan utang dan memberi mereka kesempatan untuk mencapai tujuan pembangunan mereka.

KTT tahunan yang diselenggarakan selama dua hari dan ditutup pada Jumat (17/5), dihadiri oleh sekitar 2.500 pemimpin bisnis dan pembuat kebijakan.

KTT itu bertujuan untuk membahas isu-isu mendesak yang memengaruhi benua tersebut.

KTT diselenggarakan oleh majalah pan-Afrika Prancis Jeune Afrique atas kerja sama dengan International Finance Corporation, bagian dari Grup Bank Dunia.

Kagame dalam sambutannya menyerukan persatuan di benua ini untuk mendorong agenda pembangunannya.

"Semakin bersatunya Afrika, semakin produktif pula hubungan kita dengan para mitra," ujarnya.

"Integrasi, bagi komunitas bisnis Afrika, merupakan peluang untuk mengembangkan pasar kita, dan menjadi lebih kompetitif. Afrika tidak perlu meminta kursi di meja perundingan," kata Kagame.

Pengusaha, Nigeria Aliko Dangote yang adalah pendiri dan CEO Dangote Group -- konglomerat industri terbesar di Afrika Barat, ikut berkomentar.

"Kami memiliki segala yang diperlukan untuk menjadikan Afrika hebat. Saya tidak hanya memberikan uang saya, namun saya juga memberikan jiwa dan kehidupan saya."

Sumber: Anadolu

Baca juga: PBB serukan partisipasi perempuan untuk ketahanan iklim di Afrika

Baca juga: 74 juta orang butuh bantuan kemanusiaan di Tanduk Besar Afrika


 

WHO: Krisis iklim dan polusi perburuk kesehatan negara-negara Selatan

Penerjemah: Cindy Frishanti Octavia
Editor: Tia Mutiasari
Copyright © ANTARA 2024