Bojonegoro (ANTARA News) - Sumur Minyak Sukowati 5 di Desa Campurejo, Kecamatan Kota Bojonegoro, Jatim, yang pernah menimbulkan "gas kick" atau tendangan gas, Rabu (30/8) pukul 06.40 WIB, kembali "kentut", mengeluarkan gas H2S (Hidrogen Sulfida). Akibatnya, warga di Desa Sambiroto, Kecamatan Kapas, yang pemukimannya berada di timur lokasi pengeboran Sumur Minyak Sukowati, mengalami ganguan mual-mual, pusing dan lemas. Di antaranya ada 16 orang warga yang harus menjalani perawatan dari Tim Medis JOB (Joint Operating Body) Pertamina-Petrochina East Java. "Sampai sekarang saya masih pusing dan badan lemas," kata Choiriyah (25), warga Desa Sambiroto RT 5 kepada ANTARA yang menemuinya di kediamnnya. Didampingi sejumlah warga lainnya dari RT 5 dan 6, Paimo (40), Sofiatun (40), Tutik (20) dan Musrikah (39), mereka menceriterakan kejadian keluarnya gas H2S Sumur Sukowati 5 yang sekarang ini sedang dalam tahap pengeboran. Menurut warga, bau menyengat tersebut tidak sedahsyat kejadian pada 29 Juli lalu, ketika terjadi gas kick atau tendangan gas. Tetapi, kejadian bau menyengat yang mengakibatkan kepala pusing, mual-mual dan badan lemas tersebut terjadi sekitar satu jam. Seluruh warga RT 5 dan 6 yang berada di timur pengeboran yang jaraknya berkisar 300 meter tersebut, keluar rumah dan mengenakan masker penutup hidung yang diterima dari JOB Pertamina-Petrochina. Menyusul setelah kejadian itu, menurut Mustrikah, Tim Medis JOB Pertamina-Petrochina melakukan pengobatan kepada ke-16 warga yang semuanya mengalami ganguan kesehatan sama. Perut mual-mual, pusing dan badan lemas. Hingga siang tadi (Rabu), seluruh warga sudah tenang kembali dan bau menyengat sudah tidak terasa lagi, termasuk ke enam belas warga yang dirawat kondisinya sudah membaik. "Saya kebetulan ke luar kota begitu mendengar kejadian langsung pulang. Tetapi anak dan istri saya sudah mengungsi ke rumah mertua," ungkap Masrikah. Mendengar adanya kejadian itu, sejumlah petugas Polres Bojonegoro, termasuk Kabag Intelkam Polres, AKP Singgih, turun ke lokasi, termasuk memintai keterangan kepada sejumlah warga di Desa Sambiroto. Belum diketahui secara pasti, warga akan menuntut ganti rugi atau tidak atas kejadian pagi tadi. Sebelumnya, warga di Desa Sambiroto, Ngampel, Kec. Kapas, juga Desa Campurejo, Kec. Kota Bojonegoro, telah menerima ganti rugi sebesar Rp1,2 miliar lebih, akibat kejadian gas kick pada 29 Juli lalu, yang penyerahannya disaksikan langsung Kepala BP Migas, Kardaya Warnika. Public Relations JOB Pertamina- Petrochina East Java, Kemal Nazar, yang dikonfirmasi menyatakan, kejadian di Sumur Minyak Sukowati pagi tadi disebut "under control". Ketika sewaktu mengebor di ke-dalaman lapisan tertentu, terjadi tendangan gas kecil, tetapi masih bisa dikendalikan. "Kalau tidak bisa dikendalikan namanya `blowout`, seperti kasus Sumur Minyak Sukowati beberapa waktu yang lalu. Kalau tadi istilahnya Sumur Sukowati sedang `kentut`," paparnya sambil tersenyum. Menurut dia, selama JOB Pertamina-Petrochina melakukan pengeboran di 25 sumur ditambah lima sumur di Sukowati, kejadian seperti itu biasa terjadi. (*)

Copyright © ANTARA 2006