Jakarta (ANTARA News) - Menteri Negara Perencanaan Pembangunan Nasional/Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas), Paskah Suzetta, menegaskan bahwa rencana pemerintah untuk mengimpor beras untuk menutupi stok dalam negeri, terutama menghadapi bulan puasa, lebaran (Idul Fitri 1427 H) dan Natal 2006, serta terjadinya kekeringan. "Itu untuk menutupi kekurangan stok dalam negeri, terutama menghadapi kekeringan, hari raya, puasa Lebaran dan Natal, karena biasanya konsumsi meningkat," ujarnya di Jakarta, Selasa. Ia mengemukakan, jika stok dalam negeri mengalami kekurangan, sementara konsumi beras masyarakat meningkat, maka dikuatirkan harga komoditas pangan tersebut meningkat tajam, sehingga upaya mendatangkan dari luar tersebut juga untuk mengendalikan harga. Menanggapi pertanyaan pers mengenai kapan waktu impor beras akan dilakukan, Paskah mengemukakan, pemerintah tak akan terburu-buru melakukan hal itu. Saat ini, menurut dia, pemerintah tengah melakukan pendataan secara menyeluruh stok beras yang ada di gudang Badan Urusan Logistik (Bulog) maupun yang dipegang oleh pengusaha guna mencegah adanya upaya-upaya spekulasi. Mengenai permintaan sembilan daerah untuk megimpor beras, ia menyatakan, keputusannya untuk melakukan atau tidaknya impor beras tergantung masing-masing kepala daerah. "Yang meminta nanti daerah, karena proses impor tersebut tidak bisa dilakukan langsung oleh pemda, nanti mekanismenya oleh Bulog," katanya. Dia menegaskan pula, pihaknya tengah mengevaluasi apakah wilayah yang surplus bisa mengisi kekurangan wilayah yang kekurangan, sehingga tidak diperlukan impor dari luar. "Saya sebenarnya tidak atau kurang setuju untuk impor, karena masalahnya saya khawatir nanti mengganggu hasil produksi petani," katanya. Namun, tambahnya, faktor kekeringan tidak bisa ditutupi, apalagi seperti Jaawa Barat, Jawa Tengah, dan beberapa daerah yang dianggap merupakan lumbung padi juga mengalaminya. "Oleh karena itu, sekarang dilihat dulu apakah surplus di satu daerah bisa menutupi daerah lain," demikian Paskah Suzetta. (*)

Editor: Priyambodo RH
Copyright © ANTARA 2006