Kuala Lumpur (ANTARA News) - Perdana Menteri (PM) Malaysia, Datuk Seri Abdullah Ahmad Badawi, mengharapkan Organisasi Konperensi Islam (OKI) memainkan peranan penting dalam memerangi korupsi secara global. Badhawi, yang juga Ketua OKI, mengatakan bahwa organisasi itu harus memainkan peranan tidak hanya menunaikan kewajibannya terhadap masyarakat internasional, tapi lebih penting lagi juga harus memperhatikan masalah ekonomi, sosial, politik bagi kemaslahatan umat. Pak Lah, demikian panggilan akrab Badhawi di Malaysia, menyatakan bahwa dirinya bersedih lantaran sebagian besar negara-negara Muslim sangat kurang memberi perhatian yang tinggi terhadap masalah korupsi. "Satu analisis Indeks Persepsi Transparansi Korupsi Internasional (CPI) menunjukkan, bahwa dari semua 158 negara yang disurvei dalam tahun 2005, negara Muslim dengan catatan terbaik hanya mencapai urutan ke-29, dan lebih separuh dari 10 tempat terbawah diduduki oleh negara-negara Muslim," ujar Badhawi, layaknya dikutip Kantor Berita Bernama. Ia menimpali, "Jika kami hitung secara rata skor dari negara-negara Muslim secara keseluruhan, kami hanya mencapai skor 3,06 dari 10 poin, dan itu menempatkan kami pada urutan ke-89." "Meskipun demikian, CPI hanyalah suatu survei soal pandangan, tapi itu bisa digunakan sebagai poin patokan secara luas bagi investor-investor potensial," katanya. Abdullah mengatakan, walaupun penemuan-penemuan itu masih bisa diperdebatkan, namun hal itu mempunyai dampak yang tak bisa dipungkiri terhadap kepentingan ekonomi dan politik negara-negara Muslim. "Karena itu, masalah ini penting bagi negara-negara Muslim untuk memusatkan perhatian mereka untuk meningkatkan posisi mereka di CPI," tambahnya. (*)

Editor: Priyambodo RH
Copyright © ANTARA 2006