Keterangan yang diberikan masih belum bisa diterima akal sehat dan cenderung berubah-ubah,"
Cilacap (ANTARA News) - Kepolisian Resor Cilacap, Jawa Tengah, kesulitan memeriksa pelaku pembongkaran makam (penggalian mayat), Resi Rookiswana alias Resi Rokisuhana alias Pamungkas (27) karena keterangan yang diberikan selalu berubah-ubah.

"Keterangan yang diberikan masih belum bisa diterima akal sehat dan cenderung berubah-ubah," kata Kepala Satuan Reserse Kriminal Polres Cilacap Ajun Komisaris Polisi Agus Puryadi di Cilacap, Minggu.

Bahkan, kata dia, pelaku mengaku memiliki nama gaib dengan sebutan Satria Pamungkas.

Menurut dia, nama gaib tersebut selalu dipakai pelaku saat ditanya petugas dalam pemeriksaan.

Oleh karena itu, lanjut dia, pihaknya berencana akan membawa pelaku untuk menjalani tes kejiwaan pada salah satu rumah sakit di Purwokerto.

"Kami akan bawa dia ke salah satu rumah sakit di Purwokerto agar diperiksa secara psikologis," katanya.

Resi Rookiswana ditangkap Satreskrim Polres Cilacap pada hari Minggu (15/12) sekitar pukul 07.00 WIB di sebuah lahan tepi rel kereta api yang melintas di antara Jalan Flores dan Jalan Juanda, Kelurahan Gunung Simping, Kecamatan Cilacap Tengah.

Dia ditangkap polisi karena diduga sebagai pelaku pembongkaran makam di sejumlah tempat pemakaman umum (TPU).

Di lahan yang ditumbuhi pepohonan dan dianggap sebagai rumah oleh pelaku, polisi menemukan sejumlah barang bukti, di antaranya rahang manusia dan tumpukan kain mori atau kafan.

Selain itu, di lahan tersebut juga terdapat sebuah gundukan tanah yang disebut pelaku sebagai tempat untuk berkomunikasi dengan makhluk gaib.

Dalam penangkapan tersebut, pelaku mengaku aksi membongkar makam dan mengambil benda-benda di dalamnya itu dilakukan seorang diri atas perintah seorang ratu dari Gunung Srandil sebagai syarat agar bisa terbang dan menghilang.

Akan tetapi, saat ditanya tentang keberadaan tengkorak kepala almarhumah Endah Setyowati (24), pelaku yang merupakan residivis kasus pencurian sepeda motor dan pernah dua kali masuk penjara itu tetap bungkam.

Seperti diwartakan, dua makam bayi kembar dan makam seorang gadis yang dilaporkan dibongkar oleh orang misterius dalam satu pekan terakhir, yakni makam Yuliana dan Yuliani yang lahir prematur serta makam Endah Setyowati (24).

Makam Yuliani yang meninggal dunia pada tanggal 16 November 2013 ini diketahui dibongkar pada tanggal 6 Desember 2013 dan pelaku hanya mengambil tali pocong bayi itu.

Sementara itu, makam saudara kembarnya, Yuliana yang meninggal dunia pada tanggal 15 November 2013 diketahui pada tanggal 7 Desember 2013 dan pelaku membawa kabur mayat bayi itu.

Kasus pencurian mayat ini terjadi di TPU Cikento, Kelurahan Gunung Simping, Kecamatan Cilacap Tengah.

Pencurian mayat Endah Setyowati yang dimakamkan di TPU Sabuk Janur, Kelurahan Kebon Manis, Kecamatan Cilacap Utara, diketahui pada tanggal 12 Desember 2013.

Dalam kasus pencurian mayat itu, pelaku hanya mengambil bagian leher hingga kepala gadis yang meninggal dunia pada tanggal 8 Agustus 2012.

Selain tiga makam tersebut, dua makam bayi di TPU Koyong, Desa Tritih Kulon, Kecamatan Jerulegi, Cilacap, juga dilaporkan dibongkar oleh orang yang tidak diketahui identitasnya pada awal Desember 2013.

Akan tetapi, kasus pembongkaran dua makam bayi tersebut baru dilaporkan ke polisi pada hari Sabtu (14/12) setelah warga Cilacap digegerkan berita pembongkaran makam oleh orang misterius.(*)

Pewarta: Sumarwoto
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2013