Saran itu bisa diterima atau bisa ditolak. Tapi saran itu jangan buru-buru diterima dan juga ditolak. Lebih baik itu disurvei dahulu, untuk melihat konfirmasi dari rakyat,"
Jakarta (ANTARA News) - Mantan Ketua Umum DPP Partai Demokrat Anas Urbaningrum, mengatakan saran dari dirinya agar Partai Demokrat mencalonkan Ketua Umum Susilo Bambang Yudhoyono menjadi calon Wakil Presiden sebaiknya ditindak-lanjuti melalui survei untuk melihat opini publik.

Anas di Jakarta, Kamis, membantah jika saran yang dia lontarkan itu, dimaksudkan sebagai sindirian atau maksud negatif lainnya terhadap SBY.

"Saran itu bisa diterima atau bisa ditolak. Tapi saran itu jangan buru-buru diterima dan juga ditolak. Lebih baik itu disurvei dahulu, untuk melihat konfirmasi dari rakyat," ujarnya.

Dia mengaku yakin bahwa jika Demokrat mencalonkan SBY sebagai cawapres, elektabilitas partai berlambang mercy tersebut akan melejit secara signifikan. Hal ini berkaitan dengan beberapa survei politik yang memperlihatkan bahwa elektabilitas Partai Demokrat cenderung stagnan dan tidak mengalami perbaikan.

"Disurvei dulu, apakah akan naik elektabilitasnya. Menurut saya sih iya, tapi kan perlu lihat hasilnya dulu," ujar Anas.

Selain itu, jika sarannya direalisasikan, Anas memprediksi partai-partai lain akan berduyun-duyun meminang Demokrat untuk berkoalisi.

Anas mengatakan, sarannya juga dimaksudkan untuk menjaga program pemerintahan yang sebelumnya dibuat oleh SBY, sebagai Presiden, sehingga dapat berlanjut dan terus terjaga pada pemerintahan berikutnya.

Beberapa petinggi Partai Demokrat, sebelumnya menganggap saran dari Anas hanya isu yang dilempar untuk mencari sensasi dan populeritas.

Wakil Ketua Umum Partai Demokrat Max Sopacua mengatakan Anas perlu menjaga perkataannya karena saran dia tersebut menyangkut SBY menurutnya, sangat tidak sopan.

Pengamat politik Yunarto Wijaya, sebelumnya menilai saran Anas seperti sindiran, yang juga dapat dimaksudkan untuk menyindir keluarga SBY yang telah menjadi ikon di Demokrat dan berpengaruh terhadap sistem perekrutan calon pemimpin di partai tersebut.
(I029/T007)

Pewarta: Indra Arief Pribadi
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2013