Hasil pantauan dari kedua pos kami terima setiap hari selama TDB
Cianjur (ANTARA) - Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Cianjur, Jawa Barat, mendirikan dua pos pantau di lokasi pergerakan tanah di Desa Jatisari, Kecamatan Bojongpicung, untuk memastikan perkembangan di lokasi bencana tidak terus meluas.

Kepala Pelaksana BPBD Cianjur Asep Sukma Wijaya di Cianjur, Kamis, mengatakan belasan petugas ditempatkan di dua pos pantau dibantu puluhan relawan selama tanggap darurat bencana (TDB), selain melakukan pantauan mereka bertugas memberikan berbagai pelayanan.

"Hasil pantauan dari kedua pos kami terima setiap hari selama TDB, belasan petugas dibantu relawan akan melakukan pengawasan di setiap titik yang dinilai masih terjadi pergerakan," katanya.

Berdasarkan laporan petugas di lapangan, pergerakan tanah masih terjadi meski tidak meluas dengan cepat seperti beberapa hari sebelumnya, namun pemantauan dan pengawasan tetap dilakukan selama penerapan TDB.

Baca juga: BPBD Cianjur tetapkan tanggap darurat pergerakan tanah 14 hari
Baca juga: Pemkab Cianjur siagakan tenaga kesehatan di lokasi pergerakan tanah


Sedangkan terkait relokasi, pihaknya masih menunggu hasil kajian dari Badan Geologi dan BMKG yang sudah mendatangi lokasi pergerakan tanah, namun pihak desa dan kecamatan sudah diminta untuk mencari lahan pengganti.

"Kami menunggu hasil kajian terkait relokasi, kalau memang harus direlokasi kami sudah minta aparat desa dan kecamatan untuk mencarikan lahan," katanya.

Sedangkan terkait pelayanan bagi warga yang mengungsi, pihaknya sudah mendirikan pos kesehatan di tiga kampung dan dapur umur di balai desa guna melayani kebutuhan warga selama mengungsi.

"Tidak ada warga yang mengungsi di tenda namun memilih menumpang di rumah sanak saudaranya yang jauh dari pergerakan tanah, berbagai pelayanan diberikan termasuk dapur umum," katanya.

Seperti diberitakan BPBD Cianjur, menetapkan status tanggap darurat bencana (TDB) pergerakan tanah di Desa Jatisari, Kecamatan Bojongpicung, Rabu (1/5) selama 14 hari ke depan karena banyaknya warga yang mengungsi.

Kepala Pelaksana BPBD Cianjur Asep Sukma Wijaya, mengatakan penerapan status TDB pergerakan tanah berdasarkan banyaknya rumah terdampak dan adanya pengungsi serta pergerakan tanah yang terus meluas.

"Rumah terdampak total 61 rumah ditambah 2 masjid, sedangkan keluarga yang mengungsi sebanyak 67 kepala keluarga dengan jumlah jiwa sekitar 214 orang," katanya.

Baca juga: Pemkab Cianjur bangun dapur umum di pengungsian tanah bergerak
Baca juga: BPBD: 77 KK di Cianjur diungsikan karena pergerakan tanah

 

Pewarta: Ahmad Fikri
Editor: Indra Gultom
Copyright © ANTARA 2024