Hal itu dilakukan salah satunya menyusul tingginya risiko serangan siber dalam dunia perbankan yang menurut Global Financial Stability Report per April 2024, hampir 20 persen risiko ancaman siber terhadap sektor keuangan menyerang lembaga keuangan dengan eksposur paling tinggi dialami oleh bank.
"Mobile banking' dan 'e-wallet' (dompet digital) itu aplikasi yang banyak dipakai untuk pembayaran," ujar Kepala Seksi Aplikasi, Siber dan Statistik (Astik) Suku Dinas Komunikasi, Informatika dan Statistik (Sudis Kominfotik) Jakarta Barat Nur Izzuddin di Jakarta pada Selasa.
Sosialisasi, pihaknya memberikan beri pemahaman bagi pengguna aplikasi perbankan dan dompet digital agar terhindar dari serangan siber.
Dengan beragamnya sistem pembayaran dan semakin banyaknya pengguna, kata Izzudin, maka ancaman terhadap keamanan siber pada penggunaan aplikasi perbankan dan dompet digital menjadi berkembang.
"Kami mengingatkan pada peserta dan masyarakat Jakbar yang beralih ke pembayaran daring baru untuk waspada terhadap potensi ancaman siber," ujar dia.
Baca juga: Pegawai dan warga di Jakbar diimbau sadar pengamanan dokumen
Baca juga: Waspadai metode penipuan melalui pembajakan SIM ponsel
Izzudin menyebutkan kegiatan tersebut dilakukan secara melalui platform daring dan diikuti oleh 160 masyarakat termasuk Aparatur Sipil Negara (ASN) di lingkungan pemerintah kota (pemkot) setempat. "160 orang warga dan ASN juga," kata Izzudin.
Salah satu peserta, Nabil Zikri mengaku makin waspada terkait penggunaan teknologi aplikasi digital usai mengikuti sosialisasi tersebut.
"Ini bermanfaat ya, jadi makin waspada dengan ancaman siber aplikasi perbankan dan aplikasi dompet digital," kata dia.
Sosialisasi tersebut menghadirkan pembicara Juan Intan Kanggrawan (Technology dan Public Sector Tranformation Expert( yang dipandu Billion Exaudi dari staf Sudis Kominfotik Jakarta Barat (Jakbar).
Pewarta: Redemptus Elyonai Risky Syukur
Editor: Sri Muryono
Copyright © ANTARA 2024
