Lhasa (ANTARA) - Stasiun pemancar atau base transceiver station (BTS) 5G-A (5G-Advanced) pertama diluncurkan di area Gunung Qomolangma pada Rabu (24/4) yang  menandai masuknya wilayah puncak tertinggi di dunia itu ke dalam era 5G-A, demikian disampaikan raksasa telekomunikasi China Mobile.

Dibandingkan dengan 5G, 5G-A memiliki kecepatan yang lebih tinggi, konektivitas yang lebih besar, dan latensi yang lebih rendah.

Jaringan 5G-A diharapkan dapat memberikan dukungan jaringan yang lebih kuat untuk pariwisata, pendakian gunung, penelitian ilmiah, dan perlindungan lingkungan di objek wisata Gunung Qomolangma.

Li Chongming, seorang pejabat China Mobile cabang Daerah Otonom Xizang, China barat daya, mengatakan bahwa jaringan 5G-A dapat memenuhi kebutuhan bisnis yang muncul di tempat-tempat wisata dan permintaan wisatawan yang beragam di objek wisata tersebut, serta memberikan jaminan komunikasi penyelamatan darurat yang lebih dapat diandalkan bagi para pendaki.

Para peneliti juga dapat memanfaatkan BTS 5G-A untuk mengunggah data pemantauan secara waktu nyata (real-time), secara efisien melakukan penelitian tentang perlindungan hewan dan tumbuhan liar, tambah Li.

Terletak di perbatasan China-Nepal, Gunung Qomolangma memiliki ketinggian lebih dari 8.840 meter, dengan bagian utaranya terletak di Xizang.

BTS 5G dengan ketinggian tertinggi di dunia itu mulai beroperasi pada awal 2020, dengan sinyal yang mampu menjangkau puncak Gunung Qomolangma.

Pewarta: Xinhua
Editor: Santoso
Copyright © ANTARA 2024