Jakarta (ANTARA) -
Ketua MPR RI Bambang Soesatyo mempublikasikan hasil riset ilmiah mengenai empat pilar kebangsaan bertajuk "Strategi Empat Pilar Kebangsaan Bagi Pembangunan Generasi Muda Dalam Menyongsong Bonus Demografi dan Implikasinya Terhadap Ketahanan Sosial Kepulauan Riau" dalam Jurnal Ketahanan Nasional, Universitas Gajah Mada (UGM).
 
"Penelitian dilakukan untuk mengetahui bagaimana penerapan strategi empat pilar kebangsaan terhadap pembinaan generasi muda dalam menghadapi bonus demografi dan implikasinya terhadap ketahanan sosial Kepulauan Riau," kata Bamsoet, sapaan karibnya, dalam keterangan yang diterima di Jakarta, Kamis.
 
Hasil riset ilmiah dalam Jurnal Ketahanan Nasional Vol 30 tahun 2024 itu secara lengkap bisa diakses melalui link https://jurnal.ugm.ac.id/jkn/article/view/94857.
 
Dia menjelaskan bahwa bangsa Indonesia telah menapaki fase bonus demografi, di mana komposisi demografi didominasi penduduk usia produktif yang mayoritas-nya adalah generasi muda.
 
Menurut dia, bonus demografi tersebut merupakan peluang emas bagi bangsa Indonesia, namun permasalahan sosial yang ada akibat terbatasnya tenaga kerja menjadi ancaman terhadap peluang tersebut.
 
"Titik puncak fase bonus demografi diperkirakan terjadi hingga tahun 2030, di mana jumlah penduduk Indonesia diperkirakan mencapai sekitar 285 juta hingga 300 juta jiwa. Dari jumlah tersebut, sekitar 70 persen-nya, atau sekitar 199,5 juta hingga 210 juta jiwa adalah kelompok usia produktif," tuturnya.
 
Untuk itu, penguatan generasi muda melalui rekonstruksi empat pilar kebangsaan yakni Pancasila, UUD 1945, Negara Kesatuan Republik Indonesia, dan Bhinneka Tunggal Ika, dilaksanakan sebagai upaya preventif dan pemahaman masyarakat.

Baca juga: Ketua MPR siap sosialisasikan empat pilar lewat kanal YouTube

Baca juga: Anggota MPR perkuat pemahaman mahasiswa tentang empat pilar kebangsaan

Baca juga: Ketua MPR sosialisasikan empat pilar kepada Wirawati Catur Panca
 
Bamsoet menuturkan hasil riset menemukan bahwa permasalahan utama di Kepulauan Riau adalah penyelundupan pekerja migran ilegal, terutama di Kota Batam, sebagai jalur penyelundupan menuju Malaysia atau Singapura.
 
Adapun ancaman disintegrasi bangsa muncul karena globalisasi, degradasi moral, dan ketidaktahuan masyarakat terhadap empat pilar kebangsaan.
 
"Pemerintah Kepulauan Riau perlu meningkatkan upaya mengimplementasikan strategi empat pilar kebangsaan untuk menguatkan nilai-nilai pendukung bonus demografi secara masif dan terstruktur. Stakeholders (pemangku kepentingan) utama yang memerlukan sosialisasi empat pilar kebangsaan adalah guru, pemuka agama, dan masyarakat, dengan pemerintah sebagai penggerak utama dan pencontoh nilai-nilai kebangsaan," tuturnya.
 
Selain itu, lanjut dia, peran masyarakat, terutama keluarga, sangat penting untuk membangun kesadaran terhadap nilai-nilai Pancasila.
 
Dia menambahkan pula bahwa strategi empat pilar kebangsaan yang diterapkan pada generasi muda untuk mendukung bonus demografi secara implementatif masih terbatas pada penyadaran sehingga dibutuhkan penyesuaian-penyesuaian ke depannya dengan memanfaatkan kondisi sumber daya setempat.
 
"Diperlukan juga model sosialisasi yang berbeda sesuai dengan target audiens, seperti melalui kegiatan keagamaan, seni budaya, dan literasi digital. Validitas informasi dan penggunaan media dengan cerita inspiratif dapat meningkatkan efektivitas sosialisasi," ucap Bamsoet.

Pewarta: Melalusa Susthira Khalida
Editor: Chandra Hamdani Noor
Copyright © ANTARA 2024