Salah satu tantangan utama industri perbankan digital saat ini adalah langkanya talenta digital, selain juga kemampuan bank mengadopsi teknologi yang berkembang pesat serta kematangan digital masyarakat yang perlu ditingkatkan
Jakarta (ANTARA) -
PT Bank Jago Tbk sebagai bank berbasis teknologi menginisiasi program pengembangan kapasitas sumber daya manusia (SDM) sebagai talenta di industri digital.
 
 
"Salah satu tantangan utama industri perbankan digital saat ini adalah langkanya talenta digital, selain juga kemampuan bank mengadopsi teknologi yang berkembang pesat serta kematangan digital masyarakat yang perlu ditingkatkan,” kata Head of People & Culture PT Bank Jago Tbk Pratomo Soedarsono di Jakarta, Kamis.
 
 
Menurut Pratomo, terdapat keterbatasan sumber daya manusia yang berkualitas di bidang teknologi digital serta ketidaksesuaian keterampilan antara yang tersedia dengan yang dibutuhkan (supply and demand) terhadap talenta digital di Indonesia.
 
 
"Kami di Bank Jago sejak 2021 cukup struggle dalam mencari digital talent. Dari ribuan yang kami tes dan seleksi, yang lolos itu cuma sekian persen, sedikit sekali,” ujarnya.
 
 
Oleh karena itu, Bank Jago menginisiasi sejumlah program untuk mengedukasi sekaligus menjaring SDM berkualitas yang dibutuhkan industri digital, khususnya bank berbasis teknologi. Salah satunya meluncurkan Jago Digital Academy (JDA), program pembelajaran mandiri berbasis digital hasil kolaborasi dengan partner-partner strategis dan perguruan tinggi.
 
 
JDA dirancang sebagai wadah kolaboratif bagi talenta di bidang teknologi dalam mengakselerasi pengetahuan dan kompetensi digitalnya secara mandiri.
 
 
Melalui program tersebut, diharapkan muncul talenta unggul di bidang teknologi dan perbankan digital yang siap terjun di dunia kerja yang semakin kompetitif.
 
 
"Dibantu dengan AI, saat ini JDA telah mengembangkan program pembelajaran mandiri untuk 50 bidang studi, yang terbagi ke dalam lebih dari 200 modul pembelajaran dan berfokus pada tiga tiga jalur kemampuan teknis: Product Management, Engineering, dan Data Science. Saat ini sudah skeitar 1.400 peserta JDA,” katanya.
 
 
Ia mengatakan setiap talenta digital harus mengenal tujuan dan nilai-nilai positif yang idealnya dimiliki oleh setiap talenta digital, khususnya jika ingin menjadi karyawan Bank Jago.
 
 
“Yakni, selalu berupaya mencari solusi digital yang dapat melayani segala kebutuhan hidup manusia (life-centricity), semangat untuk bertumbuh dan memperbaiki diri (purposeful growth), berani untuk menantang normativitas dan menciptakan solusi-solusi yang kreatif (fearless creativity), dan cepat beradaptasi dengan perubahan serta tepat dalam mengambil keputusan (empowered agility),” paparnya.
 
 
Sementara itu, Asisten Profesor Universitas Prasetiya Mulya Leonis Marchalina menilai nilai-nilai dan budaya kerja yang diterapkan Bank Jago sangat penting untuk dipahami oleh para talenta digital, khususnya mahasiswa yang akan terjun di dunia kerja atau yang ingin mengembangkan bisnis rintisan (start up).
 
 
"Kalau kita tidak siap dengan segala perubahan maka kita tidak akan siap berkompetisi,” katanya.
 
 
Sebelumnya, Wakil Menteri Komunikasi dan Informatika Nezar Patria menyatakan Indonesia membutuhkan sembilan juta talenta digital agar dapat mengoptimalkan ekonomi digital nasional.

"Untuk yang digital talent kita membutuhkan sekitar 9 juta orang di 2030 untuk bisa mendongkrak ekonomi digital tadi. Kontribusi ekonomi digital terhadap PDB (produk domestik bruto) bisa lebih tinggi kalau digital talent bisa kita siapkan dengan baik," ucap Nezar di Jakarta, Rabu (27/3).
 
 
Oleh karena itu, Kementerian Kominfo berupaya keras mempercepat transformasi digital melalui penyediaan konektivitas yang memadai terutama untuk masyarakat di wilayah tertinggal, terdepan, dan terluar (3T).
 
 
Selain itu, Pemerintah juga tengah membangun pusat data yang akan dibutuhkan untuk memperkuat distribusi aliran dan pengolahan data.
 
 
Guna menumbuhkan sumber daya manusia bidang digital yang memadai, Kementerian Kominfo melaksanakan Program Gerakan Nasional Literasi Digital, Digital Talent Scholarship (DTS) dan Digital Leader Academy (DLA).
 
 
Nezar mengatakan Gerakan literasi digital merupakan bentuk penguatan human capital yang sadar, cakap dan kompeten dalam melakukan aktivitas yang dibantu oleh proses teknologi digital.
 
 
"Lewat Program Digital Talent Scholarship yakni beasiswa yang diberikan kepada mereka yang ingin meningkatkan kompetensi di bidang digital, dan puncaknya ada Digital Leadership Academy," kata dia.

Baca juga: Bank Jago ungkap sejumlah pencapaian kolaborasi dengan Bibit
Baca juga: Bank Jago terapkan gamifikasi sebagai sarana edukasi finansial
Baca juga: Bos Bank Jago melihat kesempatan dalam kolaborasi Tokopedia-TikTok

 

Pewarta: Martha Herlinawati Simanjuntak
Editor: Ahmad Buchori
Copyright © ANTARA 2024