Jakarta (ANTARA) - Kepala Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) Hasto Wardoyo mengapresiasi aktifnya posyandu binaan TNI Angkatan Darat (AD) untuk mempercepat penurunan stunting.

“Terakhir kami lakukan bersama Persit Kartika Chandra TNI AD adalah membina posyandu bersama, meluncurkan aplikasi untuk laporan teman-teman kader posyandu yang dibina ibu-ibu Persit, di situ termasuk data stunting, dan kita kumpulkan melalui posyandunya Persit," kata Hasto dalam keterangannya di Jakarta, Rabu.

Hasto mengemukakan hal tersebut saat berkunjung ke Markas Besar (Mabes) TNI AD pada Selasa (23/4).

Ia mengatakan satu posyandu di fasilitas kesehatan jajaran TNI AD membina yang ada di sekitarnya, sehingga saat ini posyandu binaan TNI AD dan BKKBN jumlahnya mencapai 6.000.

Ia juga berterima kasih atas dukungan Bintara Pembina Desa (Babinsa) yang selama ini membantu mengantarkan telur dan makanan tambahan bagi keluarga berisiko stunting.

Baca juga: TNI AD-BKKBN kolaborasi bangun sumber air bersih turunkan stunting

Hasto menyampaikan bahwa tujuannya bertemu Kepala Staf Angkatan Darat (KSAD) yakni untuk menindaklanjuti TNI Manunggal KB Kesehatan (TMKK) yang sudah dilakukan bersama sejak lama.

"Sekarang dengan tema kualitas sumber daya manusia seperti arahan presiden, kemudian stunting, artinya TNI Manunggal KB Kesehatan selain untuk pelayanan KB, kita juga memberikan pelayanan untuk mencegah stunting," ucapnya.

Ia menyebutkan TMKK merupakan terobosan baru yang bisa terus dikembangkan secara berkelanjutan di masa yang akan datang.

Ia juga menyoroti pentingnya sanitasi dan air bersih karena beririsan dengan kasus stunting.

"Kami mengidentifikasi kantong-kantong stunting yang beririsan dengan kantong-kantong air bersih. Jujur, hari ini banyak yang sudah dikasih makanan tetapi diare masih banyak karena sumbernya dari air tidak bersih. Meskipun makanan banyak diberikan, anak tetap stunting dan berat badannya tidak naik-naik karena diare," tuturnya.

Baca juga: BKKBN-TNI AD latih Babinsa entaskan stunting lewat intervensi sensitif

Ia juga mengemukakan bahwa sanitasi yang buruk juga berdampak pada meningkatnya kasus tuberkulosis (TBC).

"Rumahnya kumuh, airnya tidak ada, kotor, akhirnya TBC. TBC itu juga mengakibatkan berat badan anak tidak naik-naik," ujar dia.

Untuk meningkatkan akses sumber air bersih, Kepala Staf Angkatan Darat (KSAD) Jenderal TNI Maruli Simanjuntak menyatakan bahwa pihaknya siap berkolaborasi membangun sumber air bersih bersama BKKBN untuk menurunkan stunting.

"Di beberapa daerah mungkin bisa dilihat bagaimana sesudah ada air, mereka mulai punya kebun, lalu bisa beternak, ada ayam. Saran saya, jangan hanya saat gawat darurat kirim bantuan, tapi mempercepat sarana air bersih akan sangat berpengaruh," kata Maruli dalam keterangan tertulis di Jakarta, Rabu.

Ia mencontohkan salah satu upaya pembuatan sumber air di daerah Indonesia Timur, sehingga beberapa daerah di wilayah tersebut dapat menurunkan angka stunting secara signifikan.

Baca juga: TNI-AD ajak BKKBN diskusikan pelatihan konselor manajemen laktasi

"Setelah saya bikin beberapa puluh (sumber air) di Kabupaten Timor Tengah Selatan (TTS), Nusa Tenggara Timur (NTT), TTS jadi kabupaten yang mengatasi stunting nomor tiga di Indonesia, jadi ada pengakuan," ucapnya.

Pewarta: Lintang Budiyanti Prameswari
Editor: Bambang Sutopo Hadi
Copyright © ANTARA 2024