Jakarta menempati peringkat 103 dari total 142 kota dunia
Jakarta (ANTARA) - Daerah Khusus Ibukota (DKI) Jakarta masuk daftar kota dunia dengan masa depan tangguh dan mampu beradaptasi terhadap perubahan zaman berdasarkan survei Smart City Index (SCI) 2024 oleh Institute Management and Development (IMD).

Jakarta menempati peringkat 103 dari total 142 kota dunia yang disurvei pada IMD SCI 2024, bersama Medan di posisi 112 dan Makassar di rangking 114, kata Presiden Smart City Observatory, bagian dari IMD World Competitiveness Center, Bruno Lanvin, dalam keterangan resmi di Jakarta, Rabu.

Ia menjelaskan, laporan tahunan SCI dirilis untuk membantu pemerintah kota dalam membangun kota masa depan yang tangguh dan mampu beradaptasi terhadap perubahan zaman.

Bruno menambahkan, laporan tersebut diharapkan bisa membantu para pengambil kebijakan pengembangan kota pintar (smart city) di Indonesia untuk meningkatkan kualitas hidup masyarakat di Jakarta, Medan dan Makassar.

"Untuk Indonesia, data SCI relevan untuk membantu upaya merancang ibu kota baru di Nusantara, sebab hasil riset ini memberikan pedoman dan gambaran bagaimana inovasi dan pengembangan kota-kota masa depan," tambahnya.

Baca juga: Ini yang harus dipenuhi Jakarta agar jadi kota pintar berskala global

Berdasarkan survei, warga Jakarta mengidentifikasi tiga permasalahan utama yang perlu segera mendapat pemerintah daerah yaitu polusi udara (68,4 persen), kemacetan lalu lintas (66 persen) dan korupsi (51,7 persen).

Namun, sebaliknya, responden menyatakan tingkat kepuasan yang tinggi terhadap kemudahan mengakses jadwal dan membeli tiket angkutan umum secara daring (skor 83,2), menjadwalkan layanan kesehatan secara daring (skor 81,1) dan mengakses portal pencarian kerja daring (skor 81).

Sementara di Medan, tiga masalah utama yang mendapat sorotan responden soal keamanan (58,3 persen), pengangguran (53,2 persen) dan korupsi (52,7 persen).

Namun responden menyatakan puas dengan dunia usaha yang menciptakan banyak lapangan kerja (skor 78,3), kemudahan akses jadwal dan pembelian tiket angkutan umum secara daring (skor 77,8) dan pencarian kerja daring (skor 77).

Sedangkan, responden Makassar menyoroti tiga permasalahan utama yakni kemacetan lalu lintas (52,6 persen), pengangguran (52,5 persen) dan korupsi (49,6 persen).

Baca juga: TIK kebutuhan fundamental Jakarta sebagai kota pintar skala global

Sisi positifnya, responden menyatakan kepuasan terhadap kemudahan penjadwalan layanan kesehatan secara daring (skor 74), mengakses peluang kerja secara daring (skor 73,9), dan akses jadwal dan pembelian tiket angkutan umum secara daring (skor 72,1).

IMD Smart City Index 2024 juga melaporkan peringkat sejumlah kota di Asia Tenggara.

Singapura menduduki peringkat tertinggi di posisi 5, naik dua peringkat; Kuala Lumpur di peringkat 73, naik 16 peringkat; Bangkok di peringkat 84, naik empat peringkat dan  Hanoi di peringkat 97, naik tiga peringkat.

Kemudian, Jakarta di peringkat 103, turun satu peringkat; Ho Chi Minh City peringkat 105, turun dua peringkat; serta Manila di peringkat 121, turun enam peringkat.

Laporan IMD Smart City Indeks disusun dengan menggabungkan sejumlah data keras dan survei warga.

Baca juga: Kemendagri: Membangun "smart city" harus sesuai kebutuhan masyarakat

Hasilnya, IMD Smart City Indeks menyajikan laporan mendalam mengenai profil kota pintar dari 142 kota dunia, termasuk Indonesia.

Laporan tersebut memiliki tujuan konstruktif dengan mengambil sampel untuk mewakili tiap wilayah untuk mendorong keterwakilan regional.

Pemeringkatan diberikan untuk membantu pengembangan kota pintar guna memastikan bahwa di masa depan, kota pintar fokus memperhatikan manusia (human-centric) yang hidup di dalamnya dan merangkul semua kalangan (inklusif).

Untuk itu, pengukuran yang digunakan dalam laporan ini mempertimbangkan faktor teknologi dan manusia di perkotaan.

Baca juga: Tiga kota Indonesia masuk jaringan kota pintar

 

Pewarta: Ade irma Junida
Editor: Edy Sujatmiko
Copyright © ANTARA 2024