Jakarta (ANTARA) - Pengamat tata kota dari Universitas Trisaksi Yayat Supriatna mengemukakan bahwa mesin penggerak ekonomi di Jakarta masih bergantung pada perdagangan besar, eceran hingga reparasi mobil dan motor.

Yayat menjelaskan bahwa berdasarkan data Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Jakarta tahun 2021-2023, bisnis terbesar di Jakarta masih digerakkan oleh sektor transportasi dengan total 29 juta kendaraan di Jakarta, 19 juta di antaranya adalah motor.

"Ekonominya bergerak di situ. Akibatnya ke depan gimana kalau sampai Jakarta dipadati dengan motor, dengan pendapatan yang terbatas? Ini persoalan besar," kata Yayat dalam diskusi Forum Merdeka Barat 9 yang disaksikan secara daring di Jakarta, Senin.

Yayat menjelaskan bahwa untuk mewujudkan Jakarta sebagai kota dunia setelah tidak lagi berstatus Ibu Kota Negara (IKN), Jakarta harus memiliki mesin ekonomi untuk menghidupkan wilayahnya dan kota sekitarnya.

Baca juga: Setelah ada IKN, Jakarta prioritaskan program air bersih hingga kemacetan

Faktanya, ekonomi Jakarta masih ditopang daru sektor usaha tersier yang banyak diisi oleh tenaga kerja informal, yakni perdagangan besar dan eceran hingga reparasi mobil dan motor yang menyumbang 17,67 persen terhadap PDRB.

Menurut Yayat, sektor usaha tersier berpotensi menjebak penduduknya pada tingkat pendapatan yang rendah dengan kualitas layanan infrastruktur yang memburuk.

Sementara itu, sektor usaha lainnya yang juga menopang ekonomi Jakarta, yakni industri pengolahan sebesar 11,87 persen, jasa keuangan dan asuransi sebesar 11,09 persen, konstruksi 10,82 persen serta informasi dan komunikasi sebesar 9,32 persen.

Di sisi lain, sektor usaha berbasis manufaktur atau industri pengolahan, akan membuat pendapatan lebih tinggi karena dibutuhkan keterampilan serta kualitas layanan yang membaik.

Baca juga: Banjir dan polusi udara harus mampu diselesaikan gubernur DKI Jakarta

Adanya sektor manufaktur juga akan berdampak pada pembangunan jalan, perumahan, pelabuhan dan infrastruktur penunjang lainnya.

"Yang jadi kekuatan ekonomi lainnya untuk Jakarta sebenarnya juga bisa pada jasa keuangan asuransi dan perusahaan. Tapi sektor ini tidak dimiliki oleh kota-kota tetangga di sekitar seperti Bekasi, Depok, Bogor dan Tangerang," kata dia.

Yayat menilai bahwa secara ekonomi dan infrastruktur saat ini, Jakarta masih mampu mandiri. Namun berbeda dengan wilayah kota dan kabupaten di sekitarnya yang sangat tergantung pada peran Jakarta sebagai kota utama.

"Dia tidak bisa dipilah-pilah karena secara fungsional merupakan satu kesatuan dalam konteks ekosistem wilayah dan ekosistem ekonomi," kata dia.

Pewarta: Mentari Dwi Gayati
Editor: Sri Muryono
Copyright © ANTARA 2024