dampak yang akan ditimbulkan akan bermuara terhadap pertumbuhan ekonomi dan stabilitas sistem keuangan di Indonesia
Jakarta (ANTARA) -
Lembaga Penjamin Simpanan (LPS) dan Institut Teknologi Bandung (ITB) menjalin kerja sama melalui penandatanganan nota kesepahaman untuk mendukung pengembangan sumber daya manusia.
 
"LPS sangat peduli terhadap pengembangan sumber daya manusia serta dunia pendidikan secara keseluruhan, karena dampak yang akan ditimbulkan akan bermuara terhadap pertumbuhan ekonomi dan stabilitas sistem keuangan di Indonesia,” kata Ketua Dewan Komisioner LPS Purbaya Yudhi Sadewa di Jakarta, Jumat.
 
Nota Kesepahaman tersebut mencakup beberapa hal antara lain, pembelajaran tentang LPS pada kegiatan pendidikan di ITB, termasuk sosialisasi fungsi dan tugas LPS melalui kegiatan pengabdian masyarakat.
 
LPS perlu untuk terus meningkatkan sosialisasi supaya kesadaran masyarakat terhadap LPS semakin meningkat. Peningkatan kesadaran itu akan berdampak pada pelaksanaan fungsi LPS yang lebih optimal karena masyarakat akan semakin yakin dan percaya bahwa simpanannya aman karena dijamin oleh LPS.
 
"Sosialisasi ini nantinya yang diharapkan dapat diintegrasikan ke dalam pembelajaran di ITB, baik kepada mahasiswa maupun masyarakat luas melalui pengabdian kepada masyarakat,” ujar Purbaya.
 
Kerja sama tersebut juga terkait dengan penyelenggaraan penelitian dan kegiatan keilmuan. LPS dan ITB dapat bersama-sama melakukan penelitian atau kegiatan keilmuan yang bermanfaat baik bagi kedua belah pihak
 
Penguatan mandat LPS untuk menjamin polis asuransi memerlukan adanya sumber daya manusia di bidang perasuransian. Untuk itu, LPS dan ITB dapat bersama-sama meningkatkan kompetensi sumber daya manusia yang tepat untuk pelaksanaan mandat tersebut.
 
Menurut dia, salah satu langkah yang dilakukan oleh LPS untuk memastikan tersedianya sumber daya manusia yang mumpuni adalah memberikan beasiswa kepada mahasiswa-mahasiswa teknik.
 
"Dengan semakin banyak lulusan teknik yang bekerja sesuai bidangnya, maka pertumbuhan ekonomi Indonesia dalam jangka panjang yang berkelanjutan akan tercapai yang pada akhirnya akan membawa dampak positif bagi Indonesia," tuturnya.
 
Selain itu, fokus dunia keuangan saat ini juga mengarah pada tren ekonomi hijau (green economy) untuk dapat beradaptasi pada perubahan iklim. Inovasi green economy dapat dikembangkan oleh dunia akademis khususnya yang memiliki latar belakang teknologi.
 
"Dengan semakin masifnya teknologi yang berkaitan dengan ekonomi hijau, diharapkan ekonomi dalam jangka panjang juga akan mampu tumbuh secara berkelanjutan,” ujar Purbaya.
 
Sementara, Rektor ITB Reini Wirahadikusumah menuturkan kolaborasi itu dapat memberikan pengaruh yang signifikan, tidak hanya di bidang akademik, namun juga mendorong pertumbuhan ekonomi nasional yang lebih sehat.
 
Salah satu proyeksi kerja sama yang akan dilakukan adalah program pembiayaan penelitian dosen. Program tersebut dapat meningkatkan pengetahuan, keahlian, peningkatan publikasi ilmiah, mendukung inovasi, hingga meningkatkan daya saing bangsa di kancah internasional.
 
"Harapannya para dosen ini juga akan menjadi full talent dalam mendukung Gerakan Indonesia Emas 2024 serta berkontribusi pada kemajuan bangsa," katanya.
 
 
Baca juga: Perusahaan Jepang di Indonesia serap 10.000 pekerja magang pada 2023
Baca juga: Presiden ingin Apple gandeng universitas RI buat pusat SDM dan inovasi
Baca juga: Menperin upayakan SDM industri akselerasi kemampuan di Apple Academy

Pewarta: Martha Herlinawati Simanjuntak
Editor: Faisal Yunianto
Copyright © ANTARA 2024