Kuala Lumpur (ANTARA News) - Para menteri perdagangan negara-negara Asia Tenggara, termasuk negara-negara miskin seperti Kamboja dan Laos, sepakat Selasa untuk mempercepat rencana pembentukan pasar tunggal sebelum 2015. Para menteri dari 10 anggota Asosiasi Negara-Negara Asia Tenggara (ASEAN) sepakat untuk memajukan target hari penandatanganan apa yang disebut sebagai Komunitas Ekonomi ASEAN dari target yang semula direncanakan pada 2020. "Kami semua sepakat bahwa kami akan bergerak ke arah itu," kata Sekertaris Jenderal ASEAN Ong Keng Yong seperti dikutip Kyodo. Ia mengatakan kelompok tersebut perlu mempercepat integrasi "untuk membuat ekonomi masing-masing lebih efisien, lebih efektif, lebih cepat." Konsensus tersebut dicapai meskipun ada perbedaan besar di bidang perkembangan ekonomi diantara anggota ASEAN, terutama antara negara-negara yang lebih makmur seperti Singapura dan Malaysia dan yang lebih miskin Kamboja, Laos dan Myanmar. Ong mengatakan anggota-anggota yang lebih miskin "tidak menentang prinsip akselerasi itu." "Mereka mengatakan bahwa mereka hanya punya sedikit waktu untuk melakukan aksi bersama. Mereka mungkin membutuhkan lebih banyak bantuan. Kami komit untuk membantu Kamboja, Laos, Myanmar dan Vietnam," katanya. Di antara masalah yang disebutkan oleh negara-negara miskin itu adalah masalah teknis soal harmonisasi standar dan benchmarking. "Itu semua adalah sistem yang sangat rumit dan mereka mengatakan bahwa jajaran mereka harus dilatih dan siap untuk ini," sambung Ong. "Cara ASEAN adalah bahwa kami semua tampil bersama. Kami sepakat, kami maju bersama. Ekonomi yang kurang maju, kami akan bantu mereka. Kami akan mengembangkan kapasitas mereka," katanya. Sehari sebelumnya, Perdana Menteri Malaysia Abdullah Ahmad Badawi mendesak ASEAN mempercepat upaya-upaya untuk menguraikan hambatan domestik guna mendorong komunitas ekonomi tunggal sebelum 2015, atau menerima resiko kehilangan daya saing di wilayah tersebut. Ia juga mendesak negara-negara ASEAN untuk menanamkan modal di masing-masing negara, di samping menarik investasi dari luar wilayah. "Tantangan ASEAN adalah menekan biaya transaksi bisnis dan menjadi kompetitif. Tujuan jangka panjangnya adalah untuk menciptakan sebuah kawasan dengan pergerakan barang dan jasa, investasi dan modal yang menyeluruh," tegasnya. ASEAN beranggotakan Brunei, Kamboja, Indonesia, Laos, Malaysia, Myanmar, Filipina, Singapura, Thailand dan Vietnam.(*)

Editor: Heru Purwanto
Copyright © ANTARA 2006