Coba sadap Indonesia, Australia tetangga yang berbahaya

  • Senin, 18 November 2013 15:21 WIB
Coba sadap Indonesia, Australia tetangga yang berbahaya
Ketua Komisi I DPR RI Mahfud Siddiq (Foto ANTARA/Widodo S Jusuf)
Bagaimana kalau ada tetangga dekat justru mengintai dan mengintip tetangganya dan dengan diam-diam."
Jakarta (ANTARA News) - Ketua Komisi I DPR RI, Mahfudz Siddiq menyatakan percobaan tindakan penyadapan yang dilakukan Australia terhadap pejabat Indonesia menunjukkan bahwa Australia bukan tetangga yang baik, bahkan berbahaya.

"Indonesia keliru memposisikan Australia sebagai mitra strategis karena ternyata Australia memperlakukan pejabat Indonesia seperti ancaman atau musuh yang harus dan perlu disadap," kata Mahfudz di Jakarta, Senin.

Menurut dia, sebagai tetangga dekat jika ada keperluan Australia tinggal ketuk pintu dan kerja sama secara resmi dan terbuka.

"Bagaimana kalau ada tetangga dekat justru mengintai dan mengintip tetangganya dan dengan diam-diam," tanya Wasekjen PKS itu.

Presiden SBY, kata Mahfudz, harus secara langsung bicara tentang hal ini. "Bahkan seharusnya meninjau ulang semua bentuk kerjasama dengan Australia. Hingga ada penjelasan resmi dari pihak Australia akan kebenaran berita ini dan mereka minta maaf jika itu benar terjadi," kata Mahfudz.

Diberitakan intelijen Australia coba menyadap pembicaraan telepon yang dilakukan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono dan istrinya serta beberapa menteri senior, demikian dilaporkan media, Senin.

Dokumen rahasia yang dibocorkan oleh Edward Snowden dan diterima media penyiaran Australia Broadcasting Corporation serta harian The Guardian itu menyebutkan bahwa Presiden SBY dan sembilan orang terdekatnya menjadi target penyadapan.

Pewarta: Zul Sikumbang
Editor: Unggul Tri Ratomo
Copyright © ANTARA 2013

Komentar

Komentar menjadi tanggung-jawab Anda sesuai UU ITE.

Berita Terkait