Seperti diketahui bahwa KPU merasa dukungan dari pemerintah untuk melakukan publikasi karena adanya kecenderungan angka pemilih dari 1999, 2004, dan 2009 itu cenderung menurun,"
Cilacap (ANTARA News) - Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemenkominfo) menggelar pergelaran wayang kulit semalam suntuk untuk menyosialisasikan pelaksanaan Pemilihan Umum 2014 bagi pemilih pemula.

Pergelaran wayang kulit dengan lakon "Ampak-Ampak Pringgondani" yang dimainkan oleh dalang Ki Sutedjo Mudho Carito ini digelar di lapangan Desa Tritih Wetan, Kecamatan Jeruklegi, Kabupaten Cilacap, Jawa Tengah, Sabtu malam.

Selain menampilkan bintang tamu pelawak kondang, Mamiek Prakoso, pergelaran wayang kulit semalam suntuk dengan tema "Wawasan Kebangsaan Bagi Pemilih Pemula" ini juga diisi dialog interaktif dengan sejumlah narasumber di antaranya Staf Ahli Menteri Komunikasi dan Informatika (Menkominfo) Bidang Sosial Ekonomi dan Kebudayaan Suprawoto, anggota Komisi I DPR RI Fardan Fauzan, dan Ketua Komisi Pemilihan Umum (KPU) Kabupaten Cilacap Indon Tjahjono.

Saat ditemui di sela-sela acara, Direktur Pengelolaan Media Publik Kemenkominfo Sadjan mengatakan bahwa pemerintah melalui Kemenkominfo telah menandatangani nota kesepahaman dengan KPU guna menyosialisasikan pelaksanaan Pemilu 2014.

"Seperti diketahui bahwa KPU merasa dukungan dari pemerintah untuk melakukan publikasi karena adanya kecenderungan angka pemilih dari 1999, 2004, dan 2009 itu cenderung menurun," kata dia yang juga Penanggung Jawab Kegiatan Sosialisasi Pemilu.

Dalam hal ini, kata dia, angka partisipasi pemilih pada Pemilu 1999 sekitar 90 persen, Pemilu 2004 sekitar 80 persen, dan Pemilu 2009 sekitar 70 persen.

"Jadi, rata-rata setiap pemilu mengalami penurunan sekitar 10 persen," katanya.

Oleh karena itu, kata dia, pemerintah bersama KPU dan masyarakat berupaya keras agar pemilih pemula mempunyai tanggung jawab dan kesadaran yang bagus untuk menggunakan hak pilihnya.

"Maksudnya bertanggung jawab adalah jangan memilih karena iming-iming tertentu, tetapi dia sadar sebagai bangsa Indonesia untuk menggunakan hak pilihnya dalam rangka memilih pemimpin nasional yang paling bagus," katanya.

Ia mengatakan bahwa penurunan angka pemilih ini terjadi di semua daerah kecuali dalam Pemilihan Gubernur DKI Jakarta karena adanya fenomena Joko Widodo (Jokowi) sehingga sedikit berbeda dengan daerah lainnya.

Menurut dia, penurunan angka pemilih itu menjadi tantangan apakah sistem pemilihannya perlu menjadi perhatian semua pihak.

"Dari pihak partai juga seyogianya bisa melakukan publikasi kepada kader-kadernya untuk sadar memilih," katanya.

Lebih lanjut, Sadjan mengatakan bahwa Kemenkominfo sengaja menggunakan kesenian tradisional sebagai media sosialisasi seperti saat di Kabupaten Blora menggunakan ketoprak, Jawa Timur menggunakan ludruk.

Menurut dia, hal ini ditujukan untuk meningkatkan inisiatif pemerintah daerah untuk merevitalisasi budaya daerah agar bisa tetap bertahan.

Kendati demikian, dia mengakui generasi muda yang menjadi sasaran sosialisasi saat ini cenderung tidak menyukai kesenian tradisional seperti wayang kulit.

"Ini tantangan untuk kita semua sebagai bangsa Indonesia yang sebenarnya kaya akan budaya. Seyogianya orang-orang tua kita mempunyai teknik dan strategi untuk mengajar anak-anaknya agar cinta terhadap budaya daerah," katanya.

Selain Cilacap, kata dia, Kemenkominfo berencana menggelar kegiatan serupa sedikitnya di 10 daerah.

"Kita merencanakan akan menggelar di Lampung bekerja sama dengan GP (Gerakan Pemuda) Anshor. Kita akan menampilkan budaya Lampung," katanya.

(KR-SMT/H015)

Pewarta: Sumarwoto
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2013