Manado (ANTARA News) - Singapura dan Hong Kong masih menjadi pasar potensial penempatan Tenaga Kerja Indonesia (TKI) informal asal Sulawesi Utara (Sulut), di samping Malaysia dan Taiwan

"Hingga Agustus tahun ini, sebanyak 86 TKI ditempatkan ke Singapura. Sedangkan Hong Kong sebanyak 78 TKI. Kedua negara ini selain menerima TKI informal, juga mempekerjakan TKI pada sektor-sektor formal," kata Kepala Balai Pelayanan Penempatan dan Perlindungan Tenaga Kerja Indonesia (BP3TKI) Manado, Jefry Sigar, di Manado, Senin.

Ia mengatakan, di Malaysia sebanyak 15 TKI yang ditempatkan, sementara Taiwan berhasil menyerap 13 TKI yang bekerja sebagai pembantu rumah tangga.

"Memang bila dibandingkan dengan sektor formal, TKI sektor informal jauh lebih banyak. Karena dari 315 TKI yang sudah ditempatkan, sebanyak 192 yang bekerja di sektor informal, sementara sisanya 123 TKI dipekerjakan di sektor formal," katanya.

Ia mengatakan, ke depan TKI yang bekerja di sektor informal secara bertahap akan dikurangi proporsinya, sehingga memberikan peluang bagi tenaga-tenaga profesional lulusan sekolah kejuruan untuk bekerja pada sektor-sektor formal di beberapa negara yang menjadi tujuan penempatan.

"Tapi bukan berarti kran untuk TKI informal akan ditutup. Hanya dikurangi dan proporsinya bisa lebih besar atau bahkan mungkin sejajar dengan TKI informal. Negara-negara di Asia, Amerika Afrika dan Afrika masih menjadi pasar potensial untuk TKI formal dari daerah ini," katanya.

Jefry mengatakan, arah penempatan TKI formal punya korelasi dengan semakin banyaknya sekolah-sekolah kejuruan teknik elektronik maupun mesin, pariwisata, keperawatan, pelayaran yang setiap tahunnya diluluskan, namun terkendala dengan serapan pasar kerja.

Apalagi, posisi formasi calon pegawai negeri sipil (CPNS) paling banyak adalah sarjana dan diploma III, sementara lulusan sekolah kejuruan hanya dua atau tiga orang.

"Ini sebuah peluang yang harus dimaksimalkan. Lulusan sekolah kejuruan di Sulut cukup banyak dan kami siap memfasilitasinya dengan memberikan informasi pasar ke luar negeri. Memang ada proses yang harus dilalui, tapi bila memenuhi syarat dan kuota tersedia cukup banyak ini momen baik yang tidak bisa dilewatkan," katanya.

Pewarta: Karel A Polakitan
Editor: Desy Saputra
Copyright © ANTARA 2013