Kenaikan 'yield' obligasi Pemerintah AS dan klaim pengangguran AS lebih rendah dari ekspektasi
Jakarta (ANTARA) -
Nilai tukar rupiah terhadap dolar AS menjelang akhir pekan ditutup merosot dipengaruhi kenaikan imbal hasil (yield) Pemerintah Amerika Serikat (AS).
 
Pada akhir perdagangan Jumat, kurs rupiah melemah 114 poin atau 0,73 persen menjadi Rp15.783 per dolar AS dari sebelumnya sebesar Rp15.669 per dolar AS.
 
"Kenaikan 'yield' obligasi Pemerintah AS dan klaim pengangguran AS lebih rendah dari ekspektasi," kata analis Bank Woori Saudara Rully Nova kepada ANTARA di Jakarta, Jumat.
 
Rully menuturkan imbal hasil obligasi AS naik ke 4,27 persen. Sementara klaim pengangguran AS sebesar 210 ribu, lebih rendah dari proyeksi 215 ribu dan pekan sebelumnya 212 ribu.

Baca juga: Rupiah melemah jelang akhir pekan karena dolar AS rebound

Baca juga: Rupiah Jumat pagi turun menjadi Rp15.729 per dolar AS
 
Dari domestik, masih euforia pada hasil pemilihan presiden dan wakil presiden yg sudah diumumkan Komisi Pemilihan Umum (KPU) RI.
 
Selain itu, likuiditas perekonomian RI atau uang beredar dalam arti luas (M2) pada Februari 2024 tumbuh 5,3 persen secara year on year (yoy) mencapai Rp8.739,6 triliun.
 
Kurs Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (JISDOR) Bank Indonesia pada Jumat melemah ke level Rp15.773 per dolar AS dari sebelumnya Rp15.662 per dolar AS.

Baca juga: Rupiah menguat karena The Fed tahan suku bunga FFR

Baca juga: Rupiah menguat setelah pengumuman hasil pemilu 2024
 
 

Pewarta: Martha Herlinawati Simanjuntak
Editor: Agus Salim
Copyright © ANTARA 2024