Sydney (ANTARA) - Bank sentral Australia, Reserve Bank of Australia (RBA), mempertahankan suku bunga acuan di level 4,35 persen. Keputusan tersebut diambil usai pertemuan dewan pada Selasa (19/3).

Tingkat ini telah bertahan pada level saat ini sejak November tahun lalu, ketika RBA menaikkannya dari 4,1 persen menjadi 4,35 persen.

Menurut sebuah pernyataan yang dirilis oleh Dewan Bank Sentral Australia, inflasi di negara tersebut terus menurun namun masih berada di level yang tinggi.

Indikator Indeks Harga Konsumen (IHK) stabil pada 3,4 persen sepanjang tahun hingga Januari, dengan momentum yang menurun dalam beberapa bulan terakhir.

Dengan inflasi barang dan jasa yang bergerak moderat, dewan RBA percaya bahwa suku bunga yang lebih tinggi akan menciptakan keseimbangan yang lebih berkelanjutan antara permintaan dan penawaran agregat dalam perekonomian.

"Meskipun data terakhir menunjukkan bahwa inflasi menurun, inflasi masih tetap tinggi. Dewan RBA memperkirakan bahwa masih perlu beberapa waktu sebelum inflasi secara berkelanjutan berada di kisaran target," kata pernyataan tersebut.
 
(Xinhua)


Bank sentral itu memiliki pandangan yang "sangat tidak pasti" untuk perkembangan ekonomi.

Pertumbuhan konsumsi rumah tangga masih "sangat lemah" di tengah tingginya inflasi dan kenaikan suku bunga, sementara kenaikan biaya tenaga kerja masih "sangat tinggi", kata dewan RBA.

RBA telah menaikkan suku bunga sebanyak 13 kali sejak Mei 2022 guna mengendalikan inflasi, dengan suku bunga acuan melonjak dari 0,1 persen menjadi 4,35 persen saat ini.

Meskipun terlihat turun dari puncak 7,8 persen pada 2022, IHK tahunan mencapai 4,1 persen pada periode tiga bulan antara bulan Oktober dan Desember 2023, masih jauh di atas target bank sentral itu.

"Perkiraan yang disusun oleh bank sentral menyebutkan inflasi akan kembali ke kisaran target 2-3 persen pada 2025, dan ke titik tengah pada 2026," ujar dewan RBA.

Pada sebuah konferensi pers usai pertemuan tersebut, Gubernur RBA Michele Bullock menyatakan bahwa perjuangan melawan inflasi belum berakhir.

"Kami tidak cukup percaya diri untuk meniadakan kemungkinan adanya perubahan suku bunga lebih lanjut, tetapi kami yakin bahwa kami berada di jalur yang tepat untuk kembali ke target inflasi," imbuh Bullock.

Pewarta: Xinhua
Editor: M Razi Rahman
Copyright © ANTARA 2024