Beijing (ANTARA News) - Ketua Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) Hadi Purnomo mengatakan Indonesia dan China akan memantapkan pelaksanaan beberapa kerja sama, termasuk kerja sama pertukaran auditor untuk saling memahami mekanisme dan sistem audit.

"Jika kita lakukan melalui riset dan pengembangan sendiri, akan memakan waktu lama dan biaya yang lebih besar. Karena itu kita adakan kerja sama dengan sejumlah negara dalam bentuk pertukaran auditor," katanya kepada ANTARA di Beijing, Senin.

Ia menambahkan dalam pertukaran auditor antar-negara, termasuk dengan China, masing-masing auditor yang dipertukarkan langsung terlibat dalam setiap kegiatan audit.

"Jadi setiap auditor yang kita kirim, tidak hanya menonton bagaimana sistem dan mekanisme BPK di China, tetapi mereka terlibat langsung dalam setiap kegiatan yang ada," katanya.

"Demikian juga dengan auditor China atau negara lain yang ditugaskan di BPK RI. Jadi masing-masing-masing akan memahami betul setiap sistem dan mekanisme yang ada dan dapat diadaptasi sesuai kepentingan masing-masing," tambah dia.

Tentang bidang yang akan diaudit dalam pertukaran auditor Indonesia-China, ia mengatakan,"secara umum Indonesia dan China memiliki kesamaan persoalan misalnya dalam hal lingkungan, sumber daya alam, pertambangan dan perminyakan. Hanya saja secara produksi ada perbedaan. Jadi kemungkinan kita akan fokus pada audit perminyakan/pertambangan."

BPK dan China sebelumnya telah menandatangani nota kesepahaman untuk saling bekerja sama pada 2011, antara lain melalui pertukaran auditor.

"China ini merupakan negara yang tengah maju dengan pesat, tidak saja secara ekonomi tetapi juga politik, termasuk dalam hal pengawasan dan pemeriksaan kinerja pemerintah," ujarnya.

Disela-sela Konferensi ke-21 Dunia Badan Pemeriksa Keuangan (INCOSAI), ia mengatakan bahwa inovasi dan kreativitas diperlukan untuk mengembangkan mekanisme dan sistem pemeriksaan keuangan yang lebih efektif, efisien dan ekonomis.

Sebelumnya BPK telah melakukan kerja sama pertukaran auditor dengan Australia, Selandia Baru dan Amerika Serikat, dengan cakupan pemeriksaan yang berbeda.

Di sela-sela konferensi yang berlangsung 21-26 Oktober tersebut juga akan ditandatangani nota kesepahaman antara BPK dan BPK Filipina serta Polandia.

Pewarta: Rini Utami
Editor: Maryati
Copyright © ANTARA 2013