Sidoarjo, (ANTARA News)- Pembuangan air lumpur dari semburan eksplorasi gas sumur Banjarpanji-1 Lapindo Brantas Inc di Siring, Kecamatn Porong, Kabupaten Sidoarjo yang masih menimbulkan pro dan kontra, utamanya di kalangan aktivis lingkungan, mereka diharapkan tidak sekedar melarang, tetapi juga memberikan solusi. "Kalau dibuang ke sungai nggak boleh, kelaut juga nggak boleh. Terus harus bagaimana. Tolong jangan hanya melarang dan mengencam saja, beri kami solusi," ucap Sabastian Ja`far, Human Resources (HR) Lapindo Brantas Inc, dalam percakapan dengan ANTARA di Pendopo Sidoarjo, Senin (14/8). Kalangan aktivis lingkungan umumnya mengencam dan tidak memperbolehkan air lumpur di buang ke sungai maupun ke laut. Kalaupun harus melalui proses pengolahan "water treatment", akhirnya tidak disetujui, karena dikhawatirkan mencemari lingkungan. Menurut dia, saat ini berbagai pihak menyetujui semburan lumpur yang makin hari makin besar itu, "dibiarkan" pada "pond" (kolam penampungan). Dimana pond tersebut terus diperluas dari 150 Ha menjadi 350 ha. Hanya saja, tanggul di pond itu tidak seperti sekarang yang hanya pemadatan dan peninggian sirtu (pasir batu). Tetapi dibuat tanggul yang kokoh konstruksinya beton, seperti dam. "Tetapi kalau begitu, apakah warga sekitarnya atau meraka yang lewat dam lumpur itu jadinya setiap hari menghirup sesuatu yang katanya `beracun`. Sementara musim hujan jelang tiba," ujarnya, menegaskan. Ia merasakan kekhawatiran warga maupun berbagai pihak akan datangkan bencana "episode" kedua saat musim hujan tiba, bila air lumpur tidak segera dicarikan solusi penanganannya. Penampungan dan selanjutnya diolah "water treatment" memerlukan waktu cukup lama. Sementara kapasitas pengolahannya juga terbatas. Selain itu, proses tersebut memerlukan lahan cukup luas. Sabastian tidak sependapat dengan solusi yang harus ditentukan oleh presiden Susilo Bambang Yundhoyono terkait dengan pembuangan air lumpru maupun penangganan semburan lumpru secara menyeluruh. "Masa segala masalah harus diserahkan dan ditentukan keputusannya oleh Presiden. Kasihan dong pemimpin kita kalau sedikit-sedikit digantungkan kepada pundaknya untuk mengambil keputusan final," tuturnya. Namun, ia menyatakan bahwa pihaknya siap mengolah dan membangun fasilitas pembungan air lumpur tersebut. "Mau di treatment dulu, langsung dibuang ke kali Porong atau ke-laut. Semuanya kita sudah siapkan. Tinggal keputusa semua pihak mau diapakan air lumpur tersebut. Kita siap melaksanakannya," demkian Sabastian.(*)

Copyright © ANTARA 2006