Brussels (ANTARA News) - Pengawas lingkungan Uni Eropa mengatakan penggunaan mobil bermesin diesel dan kayu bakar oleh rumah tangga sebagai bahan bakar alternatif yang murah membuat penurunan polusi di Eropa dalam beberapa dekade, kembali melambat

Pembuat kebijakan di Uni Eropa diperkirakan akan mengusulkan batas pengetatan partikel mikroskopis dan polutan lainnya yang akan rampung sebelum akhir tahun .

Pada 2011, 22 negara Eropa termasuk Prancis, Italia dan Polandia setiap hari menghasilkan partikel mikroskopis yang melebihi batas yang ditetapkan Uni Eropa, sementara menurut laporan Badan Lingkungan Eropa (EEA) pedoman batas yang sudah ditetapkan Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) di seluruh Eropa ternyata melebihi batas.

Komisaris Lingkungan Uni Eropa, Janez Potocnik, mengatakan sangat realistis bagi Uni Eropa untuk menaati pedoman WHO.
    
"Ini adalah cara untuk kita bisa hidup lebih lama, hidup sehat dan melindungi ekosistem yang rapuh menjadi lebih baik, " kata dia seperti dikutip Reuters.
 
Satu dekade terakhir, peraturan ketat Uni Eropa di pusat-pusat energi dan sumber polusi lainnya telah menurunkan emisi sulfur dioksida hingga 50 persen, dan hujan asam dan emisi karbon monoksida menurun sepertiganya.

Dalam laporannya, EEA mengatakan polusi partikel mikroskopis, khususnya di daerah perkotaan, menimbulkan risiko terbesar bagi kesehatan manusia karena dapat masuk langsung dari paru-paru ke dalam aliran darah.

Data WHO menunjukkan kota-kota di Eropa bersama Amerika ternyata memiliki partikel mikroskopis relatif rendah dibandingkan dengan tingkat polusi di Asia Tenggara, Timur Tengah dan Afrika .

Tingkat polusi ozon yang dibentuk langsung oleh kombinasi sinar matahari dan campuran polutan lainnya di atmosfir menimbulkan kerusakan besar pada produksi tanaman di Uni Eropa, khususnya negara-negara Mediterania seperti Italia, Prancis dan Spanyol.

Meningkatnya jumlah kendaraan diesel di jalan-jalan Eropa khususnya model terbaru adalah sumber utama nitrogen dioksida sebagai salah satu pelopor utama polutan yang membentuk polusi, demikian laporan itu seperti dilansir Reuters.

Penerjemah: Alviansyah Pasaribu
Editor: Jafar M Sidik
Copyright © ANTARA 2013