Pada cakupan 2 (penggunaan energi tidak langsung) berhasil diturunkan 5,22 persen.
Jakarta (ANTARA) -
PT Semen Indonesia (Persero) Tbk (SIG) menurunkan 17,37 persen intensitas emisi CO2 cakupan 1 (dari operasional) pada 2023,  dibandingkan baseline 2010 sebagai bagian dari implementasi aspek Environmental, Social, Governance (ESG) dalam operasi bisnis perusahaan.
 
"Pada cakupan 2 (penggunaan energi tidak langsung) berhasil diturunkan 5,22 persen," kata SVP Sustainability Office SIG, Johanna Daunan, di Jakarta, Jumat.
 
SIG menerapkan fokus penurunan emisi CO2 antara lain melalui pemanfaatan bahan bakar alternatif dari limbah industri, biomassa, sampah perkotaan yang dikelola menjadi refuse-derived fuel (RDF), hydrogen injection dan efisiensi energi termal (STEC).
 
 
 
SIG juga mendukung pengembangan energi terbarukan melalui penggunaan panel surya untuk substitusi energi listrik pada unit-unit operasional, serta optimasi gas panas buang dari proses produksi semen (Waste Heat Recovery Power Generation).
 
Sementara itu, pada aspek sosial, SIG berkontribusi dalam upaya peningkatan kualitas hidup masyarakat melalui program kesehatan untuk menurunkan angka stunting dan pemberdayaan ekonomi berbasis komunitas.
   
Beberapa program inovasi sosial SIG seperti konservasi ikan bilih yang merupakan spesies endemik terancam punah di Danau Singkarak, Sumatra Barat, serta pengelolaan lahan pascatambang di Tuban, Jawa Timur menjadi ecopark untuk edukasi pertanian dan pengembangan masyarakat.
 
Kepedulian SIG untuk mendukung peningkatan perekonomian dan mutu pendidikan bagi masyarakat di sekitar wilayah operasional dilakukan melalui beragam program, di antaranya program beasiswa, program pendidikan untuk anak yatim dan disabilitas, hingga pendidikan kejuruan berbasis perusahaan.
 
SIG juga membantu usaha mikro, kecil dan menengah (UMKM) kelompok komunitas untuk naik kelas, termasuk yang tergabung dalam Rumah BUMN SIG di Rembang, Jawa Tengah, dan Rumah BUMN SIG di Baturaja, Sumatera Selatan. Hingga saat ini, berbagai program tersebut telah menyentuh hingga lebih dari 7,2 juta orang penerima manfaat.
 
Pada aspek tata kelola, SIG berkomitmen menerapkan prinsip good corporate governance (GCG) di setiap jenjang organisasi dan kegiatan operasional.
 
Komitmen tersebut terwujud melalui program pengembangan kompetensi karyawan, penyusunan Pedoman Perilaku Etika (Code of Conduct) bagi seluruh karyawan, serta pengendalian gratifikasi dengan capaian sertifikasi ISO 37001 tentang Sistem Manajemen Anti Penyuapan.

Baca juga: SIG dorong kinerja UMKM melalui pendampingan dan pembinaan intensif
 
Pada pengembangan sumber daya manusia, selain program inovasi, beragam pelatihan dan program beasiswa untuk karyawan, SIG juga memastikan implementasikan azas kesetaraan dan kewajaran, serta prinsip kesempatan yang sama dalam proses pengelolaan sumber daya manusia (SDM).
 
Saat ini, 20 persen top talent di SIG adalah perempuan. SIG memberikan kesempatan yang sama untuk bekerja dan mengisi posisi atau jabatan sesuai dengan kapasitas dan kompetensi karyawan tanpa ada diskriminasi.
 
“SIG siap menjadi role model bagi industri dalam implementasi aspek ESG untuk mendukung pemerintah mewujudkan tujuan pembangunan berkelanjutan di Indonesia dan regional,” ujar Johanna.

Pewarta: Martha Herlinawati Simanjuntak
Editor: Nusarina Yuliastuti
Copyright © ANTARA 2024