Pontianak, (ANTARA News) - Posko Pengendalian Kebakaran Hutan (Dalkarhut) Dinas Kehutanan Propinsi Kalimantan Barat mendata jumlah titik panas atau hot spot hingga Rabu (9/8) mencapai 566 buah dan tersebar di 10 kabupaten. Berdasarkan laporan dari Posko Dalkarhut Dishut Kalbar di Pontianak, Kamis (10/8) angka itu naik 50 persen dibanding Selasa (8/8) dimana tercatat 378 hot spot. Kabupaten Sanggau terdata sebagai daerah yang memiliki hot spot terbanyak yakni 149 buah dan tersebar di 12 kecamatan dengan lokasi di luar kawasan hutan, hutan lindung (HL), hutan produksi (HP) dan hutan produksi terbatas (HPT). Kabupaten Ketapang 106 buah di 13 kecamatan dengan lokasi diantaranya di HP, hutan produksi yang dapat dikonservasi (HPK), HL dan Taman Nasional (TN). Di Kabupaten Sintang 99 buah tersebar di 10 kecamatan dengan lokasi di kawasan HL, HP dan HPT. Kabupaten Kapuas Hulu 93 buah di 13 kecamatan dengan lokasi di TN, HL, dan HPT serta luar kawasan hutan. Di Kabupaten Pontianak, 54 buah hot spot yang tersebar di 12 kecamatan dengan lokasi di kawasan HP, HL, HPT dan luar kawasan hutan. Kabupaten Landak, 21 buah hot spot di tujuh kecamatan di kawasan HP, HPT, HL dan luar kawasan hutan. Kabupaten Melawi, 11 buah di enam kecamatan yang tersebar di kawasan HP, HPT, HL dan luar kawasan hutan. Di Kabupaten Sekadau, 14 buah hot spot di empat kecamatan di areal luar kawasan hutan, HP, HPT dan HL. Kabupaten Bengkayang 17 buah hot spot di tiga kecamatan di luar kawasan hutan. Kabupaten Sambas dua buah hot spot di Kecamatan Tebas di masing-masing satu buah di areal HP dan luar kawasan hutan. Penanggungjawab Posko, Ir Soenarno mengatakan, proses pendeteksian hot spot melalui satelit pada Selasa (8/8) sempat tidak terdata karena tertutup awan. Kondisi cuaca di Kota Pontianak dan sekitarnya sejak pagi tertutup kabut asap cukup tebal. Menjelang siang, cuaca mulai membaik dan jarak pandang meningkat dari sebelumnya sekitar 500 - 1.000 meter menjadi diatas 2.000 meter. Namun, menjelang malam hingga dinihari, jarak pandang menurun menjadi rata-rata 200-500 meter. Kabut asap yang semakin tebal menyebabkan Wakil Gubernur Kalbar, Laurentius Herman Kadir menghimbau warga agar mengurangi dan menghindari aktifitas malam hari. "Kalaupun harus keluar rumah, gunakan masker agar terlindungi dari kabut asap yang dapat mengganggu pernafasan," katanya.(*)

Copyright © ANTARA 2006