Jakarta (ANTARA) - Seniman kembang api Jepang "Wakino Art Factory" setuju terlibat dalam perayaan visual yang menghias angkasa pada rangkaian kegiatan komunitas Sakuranesia Society di Jember Fashion Carnival (JFC), 4 Agustus sampai 6 Agustus mendatang.

"Melalui ini, kami berharap masyarakat Indonesia bisa melihat perpaduan kembang api tradisional Jepang dengan teknologi modern," kata Presiden Direktur "Wakino Art Factory", Masahiro Wakino, saat ditemui wartawan pada acara pameran pendidikan di Jakarta, Jumat.

Wakino berharap bisa bekerja sama dengan orang Indonesia untuk mempertunjukkan kembang api-kembang api yang belum pernah ada sebelumnya.

Baca juga: Festival kembang api kembali warnai langit Hiratsuka

Baca juga: Festival kembang api di Jepang kembali digelar pascapandemi


Dalam pertunjukan di Jember nanti, Wakino Art Factory akan membawa semua perangkat komputerisasi kembang apinya dari Jepang.
Ketua Komunitas Sakuranesia Society Sakura Ijuin (pertama kanan) dan Presiden Direktur Wakino Art Factory Masahiro Wakino (tengah) berfoto dalam acara pameran pendidikan di Jakarta, Jumat (23/2/2024). ANTARA/Abdu Faisal
 
 
Kembang api Jepang memiliki sejarah yang panjang dimulai dari abad ke-17.
 
Pada zaman Edo, kembang api digunakan sebagai bagian dari festival dan perayaan. Lalu sejak itu, kembang api Jepang menjadi semakin canggih karena kemajuan teknologi dan desainnya.
 
Kembang api Jepang juga memiliki kelebihan warna yang beragam, bisa dibentuk, dan waktunya yang presisi.
 
Kelebihan itu merupakan hasil perpaduan teknik tradisional dan inovasi terbaru untuk menciptakan hasil letupan yang luar biasa.
 
Seniman kembang api Jepang juga menggabungkan keterampilan teknis dengan kepekaan artistik untuk mengekspresikan gaya dan kepribadian mereka yang unik.
 
Selain itu, kini teknologi komputer dimanfaatkan sepenuhnya untuk menciptakan ruang yang lebih artistik di mana kembang api dapat diluncurkan dalam 0,03 detik, diiringi musik, laser, dan pencahayaan khusus.
 
Kembang api Jepang merupakan karya seni yang terus berkembang. Keindahan dan kecanggihannya adalah hasil tradisi dan teknologi inovatif selama berabad-abad akan coba diperkenalkan di Indonesia.

Sakura Ijuin dari Sakuranesia Society mengatakan baru pertama kali merencanakan peluncuran kembang api itu di Indonesia.

"Sekarang dalam proses mencari tahu seperti apa sih peluncuran kembang api selama ini dilaksanakan di Indonesia dengan bertanya ke berbagai pihak dan sembari mencari pihak yang berpotensi untuk bisa bekerja sama dengan Sakuranesia untuk mengadakan peluncuran kembang api ini. Mencari perajin lokal," kata Sakura.

Mengapa Jember Fashion Carnaval dipilih sebagai tempat pertunjukan? Sakura mengatakan Panitia Jember Fashion Festival waktu itu pernah datang ke tempat Wakino melakukan pertunjukan kembang apinya dan mereka sangat suka, sangat terharu melihat kembang api di tempat itu.

Pihak Jember Festival mengatakan kepada Wakino bahwa mereka juga ingin melakukan hal yang sama di Jember Fashion Carnaval.

Baca juga: 6 rekomendasi negara dengan pertunjukkan kembang api untuk tahun baru
 

Pewarta: Abdu Faisal
Editor: Zita Meirina
Copyright © ANTARA 2024