Kedua negara dapat saling memetik pengalaman dalam membangun sistem politik demokratis."
Jakarta (ANTARA News) - Ketua MPR-RI Sidarto Danusubroto menilai Rusia memiliki kesamaan dengan Indonesia sebagai negara yang mengalami masa transisi dari sistem politik otoriter menjadi sistem yang lebih demokratis.

"Kedua negara dapat saling memetik pengalaman dalam membangun sistem politik demokratis," kata Sidarto dalam siaran persnya yang diterima di Jakarta, Jumat, ketika melakukan kunjungan kerja ke Moskow selama 25-28 September 2013.

Dalam kunjungannya, dia didampingi seluruh Wakil Ketua MPR RI dan sejumlah anggota.

Pertukaran pengalaman dalam upaya membangun sistem politik demokratis tersebut menjadi salah satu fokus pembicaraan dalam pertemuan Sidarto beserta delegasi dengan Wakil Ketua Duma Negara Rusia, Sergey Zheleznyak di Kantor Duma Negara, Rabu (25/9).

Selain membahas pembangunan sistem politik, dalam pertemuan yang berlangsung hangat tersebut juga dibahas mengenai upaya-upaya peningkatan kerjasama bilateral Indonesia dan Rusia di berbagai bidang termasuk politik, hankam, ekonomi, pendidikan, budaya dan pariwisata.

Di awal pertemuan, Wakil Ketua Duma menyampaikan bahwa kerjasama antar parlemen kedua negara sudah berlangsung dengan baik dan berharap agar hubungan tersebut dapat diintensifkan di masa mendatang. Hal ini sejalan dengan harapan Ketua MPR-RI yang juga ingin lebih mengembangkan kerjasama erat antara parlemen kedua negara.

Dalam pembicaraan terkait demokratisasi kedua pihak setuju bahwa kondisi tiap negara berbeda sehingga memerlukan sistem yang berbeda. "Tidak ada model sempurna yang dapat diterapkan di semua negara dan hal terpenting yang harus diperhatikan adalah kesejahteraan penduduk," ujar Sergey Zheleznyak.

Sidarto menanggapi dengan menyatakan Indonesia sangat menyadari bahwa masing-masing negara memiliki model demokrasi yang berbeda.

Indonesia menurutnya sudah sejak lama memiliki model demokrasinya sendiri yaitu demokrasi Pancasila. Namun demikian, untuk lebih mengembangkan sistem demokrasi yang diharapkan dapat membawa kemajuan dan kesejahteraan bagi seluruh masyarakatnya, Indonesia masih perlu mempelajari berbagai macam sistem demokrasi dan pembangunan.

"Pembangunan sistem adalah sesuatu yang penting dan karena itu, kami berusaha belajar dari banyak negara termasuk Rusia," kata Sidarto.

Di akhir pertemuan, Ketua MPR-RI menyampaikan undangan kepada Wakil Ketua Duma Negara Rusia untuk mengunjungi Indonesia tanggal 11-17 November 2013, sebagai bagian dari kunjungan kehormatan delegasi Duma Negara ke MPR-RI.

Selain melakukan pertemuan resmi dengan pejabat Duma, Ketua MPR-RI dan seluruh anggota delegasi juga melakukan pertemuan dengan masyarakat Indonesia di Moskow. Pertemuan yang diselenggarakan di Wisma Duta tersebut diisi dengan dialog interaktif dengan masyarakat Indonesia.

Suasana pertemuan berlangsung meriah dan dihadiri oleh anggota diaspora Indonesia, masyarakat Rusia di Moskow termasuk mahasiswa dan sejumlah Indonesianis atau sahabat-sahabat Rusia pencinta Indonesia.

Di awal acara, Duta Besar RI Moskow, Djauhari Oratmangun mengajak seluruh hadirin menyanyikan lagu "Rayuan Pulau Kelapa" dalam bahasa Indonesia dan Rusia.

Dalam kesempatan itu juga telah diluncurkan buku pelajaran Bahasa Indonesia untuk masyarakat Rusia yang disusun oleh Ibu Liudmila Demenyuk, dosen Bahasa Indonesia di Moscow State University (MSU) bekerjasama dengan Ahmad Sujai, dosen Bahasa Rusia Universitas Indonesia yang tengah menempuh Studi S3 di MSU.

Di hari kedua kunjungan, delegasi MPR-RI mengadakan pertemuan dengan Dewan Federasi Rusia dimana ketua MPR-RI disambut oleh Wakil Ketua Dewan Federasi, Ilyas Umakhanov.

Dalam pertemuan tersebut, kedua belah pihak sepakat untuk memperkuat kerjasama antar parlemen termasuk untuk mendorong proses penandatanganan MoU Kerjasama antara Dewan Federasi dengan DPD RI.

Pihak Dewan Federasi juga mengundang partisipasi DPD RI pada Kazan Summit 2013 di Kazan 2-3 Oktober 2013. Dewan Federasi sangat menghargai upaya KBRI Moskow dalam meningkatkan pengertian antar kedua bangsa melalui berbagai kerjasama. bidang sosial budaya.

Dalam kaitan itu, Dewan Federasi mencetuskan ide bagi pembentukan "Kelompok Sahabat Indonesia". Prakarsa ini mendapat sambutan positif dari ketua MPR-RI beserta delegasi. (*)

Pewarta: Erafzon SAS
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2013