Dulu ketika harga mahal marah, sekarang murah juga marah? Yang benar saja."
Semarang (ANTARA News) - Keberadaan mobil murah sejalan dengan kebijakan lingkungan hidup (Low Cost Green Car/LCGC) tak bakal mengancam pengembangan mobil nasional (mobnas), kata mantan Wakil Presiden RI, M. Jusuf Kalla.

"Itu kan masing-masing jalan saja. Mobil nasional bagus kalau jalan terus," katanya usai kegiatan Jalan Sehat Kemanusiaan Palang Merah Indonesia (PMI) Jawa Tengah di Semarang, Minggu.

Ketua Umum PMI itu mengungkapkan, dulunya banyak mengeluhkan harga mobil di Indonesia termasuk termahal di dunia sehingga kemudian ada keinginan agar harga mobil yang dipasarkan bisa lebih murah.

Dengan kebijakan LCGC, kata dia, berarti tujuan untuk memenuhi kebutuhan masyarakat dengan kehadiran mobil lebih murah tercapai, dan sebenarnya tidak harus membuat jalan semakin macet.

"Mobil murah kan tidak berarti harus macet. Tetapi, harus diatur juga, apakah pajaknya, atau apanya, supaya tidak bebas-sebebasnya semacam itu," kata mantan Ketua Umum Partai Golongan Karya (Golkar) tersebut.

Ia menegaskan, persoalannya bukan sekadar setuju atau tidak setuju atas kebijakan mobil murah, tetapi kebijakan itu dimaksudkan untuk memenuhi kebutuhan masyarakat yang menginginkan mobil murah.

"Sekarang, misalnya cabai. Harga cabai mahal, Anda marah. Sementara harga cabai murah juga marah. Sama saja dengan mobil. Dulu ketika harga mahal marah, sekarang murah juga marah? Yang benar saja," katanya.

Berkaitan dengan sikap sejumlah kepala daerah yang menolak kebijakan mobil murah, ia mengatakan, mungkin saja mereka sebenarnya ingin memberi solusi, bukan menolak kebijakan pemerintah soal mobil murah.

Oleh karena, Kalla menilai, penolakan daerah terhadap satu kebijakan nasional, termasuk kebijakan mobil murah akan sangat berbahaya karena bisa membuat bangsa menjadi terpecah-belah.

"Sekarang kalau ada produk ditolak di sana, di tolak sini. Nanti nasional akan terpecah-pecah. Yang benar saja negeri ini. Apa sih yang kita inginkan? Masa' mahal marah, murah juga marah," demikian Jusuf Kalla.

Pewarta: Zuhdiar Laeis
Editor: Priyambodo RH
Copyright © ANTARA 2013