Keputusan The Fed yang menunda pengurangan stimulus yang mereka kucurkan sejak 2008 senilai 85 miliar dolar AS per bulan bisa mendorong aliran masuk modal asing ke Indonesia,"
Jakarta (ANTARA News) - Wakil Ketua Komisi XI DPR RI Harry Azhar Azis mengemukakan, keputusan The Fed (Bank Sentral AS) untuk menunda "tapering" (pengurangan) stimulus berpotensi untuk memasukkan kembali modal asing ke Indonesia.

"Keputusan The Fed yang menunda pengurangan stimulus yang mereka kucurkan sejak 2008 senilai 85 miliar dolar AS per bulan bisa mendorong aliran masuk modal asing ke Indonesia," kata Harry Azhar Azis di Jakarta, Jumat.

Untuk itu, ujar Harry, Indonesia juga harus mengantisipasi dengan menawarkan imbal hasil dan mempersiapkan strategi agar dana-dana tersebut tidak dengan mudah keluar kembali begitu saja.

Ia mengingatkan bahwa regulasi devisa atau UU No 24 Tahun 1999 yang berlaku saat ini masih terlalu liberal, tidak seperti aturan di negara lain seperti di Thailand.

"Kita bisa mencontoh Thailand yang memiliki kemampuan untuk memburu serta mengembalikan devisa hasil ekspornya melalui UU Devisa yang sangat ketat," katanya.

Menurut dia, dalam UU Devisa di Thailand ada kewajiban untuk menempatkan devisa hasil ekspor di bank lokal dalam periode tertentu atau disebut "holding period".

Saat ini, lanjut Harry, Bank Indonesia memiliki Peraturan Bank Indonesia (PBI) No.13/20/PBI/2011 dan Surat Gubernur BI no.14/3/GBI/SDM tanggal 30 Oktober 2012 yang mewajibkan devisa hasil ekspor komoditas tambang, serta minyak dan gas yang diparkir di luar negeri ditarik ke dalam negeri paling lambat 90 hari setelah tanggal pemberitahuan ekspor barang (PEB).

Namun sayangnya, ia berpendapat bahwa ternyata PBI hanya menjadi sistem pencatat dan belum menjadi instrumen pengatur PEB.

"Dalam tataran hukum, PBI bukan regulasi yang kuat," katanya sambil menambahkan, harus ditetapkan sebuah perangkat perundangan yang membuat investor "nakal" bersedia menaruh devisa di dalam waktu tertentu (holding period).

Sebagaimana diberitakan, The Fed atau Bank sentral AS akhirnya memutuskan mempertahankan pemberian stimulus sebesar 85 miliar dolar AS per bulan. Spekulasi sebelumnya menyebut bahwa stimulus itu bakal dikurangi 5-10 miliar dolar AS.

Keputusan itu mengakibatkan membaiknya indeks bursa dunia, termasuk bursa Indonesia. Nilai tukar rupiah terhadap dolar AS pun menguat.
(M040/B012)

Pewarta: Muhammad Razi Rahman
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2013