Saya tidak setuju dengan program mobil murah, yang bisa menambah banyak kendaraan dan mempersempit usaha kita mengurai kemacetan
Bandung (ANTARA News)- Wali Kota Bandung H Ridwan Kamil menolak program mobil murah karena `Kota Kembang` tengah menggenjot penggunaan angkutan umum.

"Saya tidak setuju dengan program mobil murah, yang bisa menambah banyak kendaraan dan mempersempit usaha kita mengurai kemacetan," kata Ridwan Kamil, di Bandung, Rabu.

Ia menyebutkan, kehadiran mobil murah akan meningkatkan pembelian mobil baru di Kota Bandung sehingga akan lebih merepotkan Kota Bandung yang tengah berupaya untuk mengurangi kemacetan.

Pada kesempatan itu, ia mengkritisi program mobil murah yang dipastikan akan berdampak besar bagi kota padat kendaraan seperti di Kota Bandung.

"Kami berharap pemerintah memahami kondisi kota padat seperti Bandung. Saya kira lebih bijak bila kebijakan mobil murah itu untuk daerah yang kendaraanya masih sedikit atau bahkan kurang, bukan untuk kota seperti Bandung ini," kata dia.

Ia menyebutkan, masih cukup banyak daerah yang tingkat populasi kendaraannya masih cukup sedikit. Menurut Ridwan bila program itu masuk Bandung maka upaya penataan kemacetan di Kota Bandung tidak akan mendapatkan hasil.

"Kami usulkan dilakukan secara zonasi untuk daerah yang masih kurang mobil. Kota Bandung saat ini tengah membuka budaya warga kota untuk menggunakan angkutan umum dan angkutan massal," kata Ridwan Kamil.

Selain menggalakan penggunaan angkutan umum dan massal, Kota Bandung di bawah kepemimpinan Ridwan Kamil juga mengembangkan penggunaan sepeda untuk mengurangi beban kendaraan bermotor di jalanan Kota Bandung.

Kota Bandung memiliki sejumlah lokasi halte sepeda dalam rangka sosialiasi penggunaan sepeda di Kota Kembang. Program itu dikembangkan dengan menggandeng penggiat lingkungan, komunitas sepeda, serta kalangan kampus di Kota Bandung.

Editor: Ella Syafputri
Copyright © ANTARA 2013